Jakarta (ANTARA) - Perusahaan manajer investasi, Eastspring Investment Indonesia menilai bahwa kondisi makroekonomi pada 2020 yang membaik akan memberikan sentimen positif untuk pasar saham.

Eastspring Investment Indonesia dalam risetnya di Jakarta, Selasa menyampaikan bahwa pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5 persen pada tahun 2020, yang ditopang oleh konsumsi domestik termasuk rumah tangga, investasi dan belanja pemerintah.

"Secara umum, dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan kondisi investasi akan memberikan sentimen yang baik untuk pasar saham," paparnya.

Eastpring Investment juga menyampaikan valuasi harga saham di Indonesia yang murah dibandingkan dengan historikal dan pasar lainnya pada saat ini juga menjadi daya tarik tersendiri.

Selain itu, laba perusahaan juga diperkirakan akan tumbuh 8,1 persen pada tahun 2020.

Untuk pasar pendapatan tetap, Eastpring Investment menilai tahun ini masih cukup menarik walaupun sudah mengalami "rally" pada tahun 2019.

"Dari sisi pendapatan tetap, daya tarik utama berasal dari besarnya selisih imbal hasil riil Indonesia terhadap Amerika Serikat, apalagi jika didukung oleh stabilnya nilai tukar dan inflasi. Kebijakan BI juga dinilai cukup baik pada saat ini, pre-emptive, front loading dan ahead of the curve," paparnya.

Terkait makroekonomi global 2020, Eastpring Investment juga cenderung lebih optimis yang didukung oleh poros "dovish" oleh bank sentral.

Lembaga dana moneter (IMF) memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 3,4 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada tahun 2020, jauh lebih baik dari 3,0 persen pada tahun 2019.

Perusahaan manajer investasi itu melihat terdapat tiga tema penting yang akan mendorong pasar pada tahun 2020.

Pertama, kelanjutan siklus pertumbuhan global. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih baik pada tahun 2020, membatasi risiko resesi.

"Ini adalah kondisi yang menguntungkan untuk aset berisiko, misalnya saham. Positif untuk sektor manufaktur serta sektor yang sensitif terhadap suku bunga," paparnya.

Kedua, potensi pergeseran pelonggaran moneter ke fiskal. Kebijakan moneter yang mudah dan kebijakan suku bunga rendah akan
dipertahankan hingga 2020. Namun, Kebijakan fiskal kemungkinan akan lebih penting di tahun 2020 terutama dalam hal mendorong pertumbuhan ekonomi global.

Dan ketiga, jeda perang dagang. Eastpring Investment melihat bahwa konflik tekanan perang dagang antara AS dan China akan menyusut seiring dengan tercapainya kesepakatan fase satu, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya turbulensi ke depannya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020