Tahun ini 600 juta dolar AS belanja dan tahun depan 1 miliar dolar AS
Jakarta (ANTARA) - Untuk membangun smelter terbesar di dunia pada tahun 2020 PT Freeport Indonesia akan merogoh kocek sebesar 600 juta dolar AS hanya untuk tahap awal.

"Tahun ini 600 juta dolar AS belanja dan tahun depan 1 miliar dolar AS. Jadi tahun ini dan tahun depan besar," kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas usai RDPU di Komplek DPR, Jakarta, Rabu.

Smelter tersebut ditargetkan mulai konstruksi pada Agustus 2020. Saat ini, kata dia, masih dalam proses pemadatan tanah, mengingat lahan pembangunan smelter di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur merupakan bekas tambak atau memiliki kandungan air yang cukup tinggi.

Total investasi biaya pembangunan smelter tersebut nyaris mencapai 3 miliar dolar AS, dengan dana pinjaman dari bank luar negeri dan dalam negeri. Sudah sebanyak 15 bank menyatakan dukungan atas proyek tersebut dengan Freeport akan menjaminkan aset perusahaan.

Pembangunan smelter tersebut ditargetkan selesai pada 2023 dan akan mampu memproses hingga dua juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Kapasitas lainnya adalah berfungsi untuk pemurnian lumpur anoda. Dari kapasitas tampungan 2 juta konsentrat tembaga maka akan menghasilkan 500-600 ribu ton katoda tembaga. Sedangkan dari lumpur anoda sendiri diperkirakan mampu menghasilkan sebanyak 40 ton emas per tahun.

Untuk konsumsi emas dalam negeri sendiri mencapai 10 ton emas. Sedangkan sisanya akan di ekspor. Kemudian turunannya adalah 240 ton logam perak yang dapat diproduksi juga oleh smelter di Gresik itu nantinya.

Baca juga: Freeport: IUPK untungkan daerah, pendapatan Papua dan Mimika melonjak

Baca juga: Claus Wamafma ungkap keinginannya majukan Papua lewat Freeport

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020