Jenewa (ANTARA) - PBB berupaya menyelamatkan pembicaraan gencatan senjata di Libya pada Rabu, setelah pemerintah yang berbasis di Tripoli pada Selasa malam mengumumkan mundur setelah satu hari, untuk memprotes penembakan pelabuhan di ibu kota.

Pembicaraan dimulai di Jenewa pada Selasa antara pemerintah Tripoli yang diakui secara internasional dan musuh utamanya, Tentara Nasional Libya (LNA) yang berupaya merebut kembali ibu kota.

Pada Selasa pemerintah mengatakan akan menunda partisipasinya setelah LNA menembaki pelabuhan Tripoli.

Utusan PBB Ghassan Salame berusaha meyakinkan delegasi Tripoli agar tetap di Jenewa dan melanjutkan pembicaraan tak langsung, menurut sumber. Sumber lainnya secara umum mengkonfirmasi bahwa Salame berusaha agar pembicaraan tersebut tidak kandas.

"Salame sedang berupaya mengatur ini," kata salah satu sumber, menambahkan bahwa reaksi pemerintah dianggap sebagai "protes" dan belum tentu mundur secara penuh dari pembicaraan tersebut.

Tidak ada komentar langsung dari pemerintah Tripoli mengenai hal ini.

Pertemuan Jenewa sejauh ini berlangsung dalam ruangan terpisah, dengan Salame secara bergantian menghampiri kedua pihak.

LNA sebelumnya menyebutkan bahwa serangannya pada Selasa menargetkan kapal Turki yang mengangkut senjata. Pihaknya lantas mengatakan telah menghantam gudang senjata.

Pelabuhan tersebut merupakan pintu masuk utama untuk komoditas gandum, bahan bakar dan impor lainnya untuk Tripoli sekaligus digunakan oleh Turki untuk mengirim truk militer dan peralatan lainnya kepada sekutu pemerintah.

Sumber: Reuters
Baca juga: Faksi-faksi militer Libya mulai berunding di Jenewa
Baca juga: Utusan Liga Arab: Negara asing kobarkan konflik Libya
Baca juga: Turki percepat pengiriman pasukan ke Libya

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020