Ketua RT06 Kebon Pala sebut warga baru akan mengungsi kalau air sudah setinggi leher orang dewasa
Jakarta (ANTARA) - Sedikitnya 13 permukiman penduduk di wilayah Jakarta Timur dilaporkan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi 30 hingga 150 sentimeter, Kamis sore.

Situasi tersebut dilaporkan melalui aplikasi Jakarta Kini (Kaki) yang diakses ANTARA pada pukul 19.30 WIB.

Ke-13 lokasi tersebut adalah RW04, RW05, RW07, dan RW08 Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, yang dilaporkan tergenang air sedalam 71 hingga di atas 150 sentimeter.

Banjir juga dilaporkan melanda kawasan RW11 Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara dengan kedalaman air berkisar 150 sentimeter.

Selanjutnya banjir melanda RW01, RW02, RW05, dan RW12, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati dengan kedalaman air berkisar 30-150 sentimeter.

Banjir juga terjadi di RW07 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Krat Jati dengan kedalaman air 71-150 sentimeter.

RW01 Kelurahan Bale Kambang, Kecamatan Kramat Jati juga mengalami situasi yang sama dengan kedalaman air mencapai 71 hingga 150 sentimeter.

Banjir di RW05 dan RW06 Pajaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu dilaporkan mencapai kedalaman di atas 150 sentimeter.

Banjir tersebut rata-rata terjadi sejak pukul 14.00 WIB akibat intensitas hujan yang tinggi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang melintas melalui Sungai Ciliwung di Jakarta Timur.

Sementara itu pantauan ANTARA di
RW08, Kebon Pala Tanah Rendah, Kampung Melayu kedalaman air mencapai perut orang dewasa.

"Air naik itu tadi siang, cepat banget naiknya, arusnya juga deras, ini banjir yang ketiga tahun ini," kata warga setempat Fahrozi (47).

Banjir di lokasi itu menyergap 16 RT di RW08 Kebon Pala Tanah Rendah yang dihuni lebih dari 300 kepala keluarga.

Ketua RT06 Kebon Pala, Eddy Karyadi (53) mengatakan warga sekitar sudah terbiasa dengan banjir karena sudah menetap sejak puluhan tahun silam.

"Kita udah enggak aneh lagi saya yang kaya gini, warga udah terbiasa kan tinggal disini udah berpuluh-puluh tahun," katanya.

Warga setempat tampak belum mengungsi ke lokasi lain, sebab rata-rata rumah mereka sudah berlantai dua.

"Biasa warga kalau ngungsi itu airnya udah setinggi leher baru dan pada ngungsi ke kantor kelurahan," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020