Tanjungpinang (ANTARA) - Keputusan partai politik dalam menetapkan figur yang diusung pada pilkada di Kepulauan Riau (Kepri) 2020 lambat sehingga menyebabkan aktivitas politik menjelang pesta demokrasi terkesan sunyi, kata pengamat politik, Wahyu Eko Yudiatmaja.

"Sampai sekarang belum ada satu pun partai yang memperoleh kursi di DPRD Kepri menetapkan figur yang diusung," ujarnya, yang dihubungi dari Tanjungpinang, Sabtu.

Menurut dia, kondisi itu menyebabkan aktivitas figur yang sejak awal menyatakan akan mencalonkan diri sebagai gubernur maupun wakil gubernur tidak terlalu maksimal. Kemungkinan mereka masih melakukan lobi politik di partai yang potensial mengusungnya.

"Mungkin mereka belum berani bergerak terlalu kencang karena belum mendapatkan kepastian. Kondisi ini menyebabkan pilkada tampak tidak meriah," ucapnya, yang juga dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Wahyu mengemukakan politisi yang muncul di kalangan akar rumput saat ini masih Soerya Respationo, Isdianto, Ismeth Abdullah dan Huzrin Hood. Sementara yang lainnya masih melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan popularitas, seperti Marlin Agustina, istri dari Wali Kota Batam.

Peta politik menjelang pilkada pun belum dapat dipastikan, kecuali meraba-raba karena belum ada satu pasangan calon yang mendeklarasikan diri sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.

"Kondisi yang sama juga terjadi di berbagai daerah yang melaksanakan pilkada serentak tahun ini," tuturnya.

Selain persoalan di internal partai, Wahyu berpendapat pilkada sunyi juga disebabkan figur yang muncul belum terlalu menonjol, berbeda dibanding dengan pilkada tahun 2015. Pilkada Kepri 2015, ada sosok Sani, calon petahana yang disegani, dihormati dan berpengalaman, yang mendorong kondisi perpolitikan menjadi lebih "hidup".

Sementara Soerya Respationo merupakan politisi yang dianggap berpengalaman di pemerintahan karena pernah menjabat sebagai wagub. Namun Soerya harus bekerja keras untuk meyakini masyarakat bahwa dirinya layak menjadi gubernur, sekaligus harus mampu meredusir isu negatif tentang dirinya. Sosok wakil gubernur yang mendampingi Soerya semestinya figur yang mampu mendongkrak suaranya.

"Isdianto merupakan politisi yang baru muncul, meski beliau adik dari Sani. Investasi sosialnya harus ditingkatkan jika ingin memenangkan pilkada," katanya.

Baca juga: Hoaks dan politisasi SARA berpotensi terjadi dalam Pilkada Kepri 2020

Baca juga: PDIP belum tetapkan kandidat Pilkada Kepri

Baca juga: Dana pengamanan Pilkada Kepri 2020 sebesar Rp16,485 miliar

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020