Sigi (ANTARA) - Puluhan ibu rumah tangga penyinyas bencana 2018 yang di tinggal di kompleks Integrated Community Shelter (ICS) atau hunian nyaman terpadu bantuan lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Desa Soulowe, Kabupaten Sigi dilatih membuat aneka makanan olahan dengan baku cokelat, Sabtu.

Puluhan ibu rumah tangga tersebut sangat antusias mengikuti pelatihan yang dilaksanakan ACT Sulawesi Tengah itu. Mereka dibagi dalam tiga kelompok.

Masing-masing kelompok berkreasi untuk membuat produk aneka makanan olahan yang berbahan coklat, seperti cokelat stroberi, cokelat pisang, coklat apel dan sejumlah varian rasa.

Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap Sulawesi Tengah, Nurmarjani Loulembah mengatakan, pelatihan utu merupakan program ACT Sulteng dalam meningkatkan perekonomian korban bencana alam 2018.
Baca juga: Pemkab Sigi-WVI kerja sama tingkatkan kesehatan anak dan ibu

“Sebelumnya kami telah melakukan pemberdayaan ekonomi melalui usaha bawang goreng dan hari ini mereka kami ajarkan membuat aneka makanan olahan berbahan baku cokelat,”katanya.

Menurutnya meningkatkan perekonomian keluarga berdampak bencana, utamanya kalangan ibu rumah tangga sangat penting.

"Sehingga dari hasil pelatihan ini, para ibu rumah tangga diharapkan dapat membuat produk aneka makanan yang bernilai rupiah yang tentunya dapat membantu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarganya,"ucapnya.

Program itu, lanjutnya, permintaan kue kering berbahan baku cokelat saat bulan suci Ramadan nanti cukup tinggi sehingga pelatihan itu penting diikuti oleh ibu rumah tangga penyintas agar mereka dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan keahlian yang telah mereka miliki.
Baca juga: Penyintas bencana Lolu-Sigi mulai tinggalkan huntara ACT

“Beberapa bulan kedepan kita akan melaksanakan ibadah puasa. Selain beribadah juga bisa dimanfaatkan untuk membuat aneka makanan cokelat seperti kue kering berbahan cokelat yang tentunya bernilai rupiah,” ujarnya.

Sementara itu Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu Bidang SDM Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PLUT-KUMKM) Sulteng Arman Wahid mengatakan program pemberdayan ekonomi bagi korban bencana alam yang digagas ACT Sulteng itu sangat tepat.

"Selama ini korban bencana alam tidak hanya menerima bantuan dari pemerintah maupun lembaga kemanusiaan, namun juga dituntut untuk bertahan hidup ditengah kondisi ekonomi yang kurang baik, apalagi sejumlah warga kehilangan harta benda maupun pekerjaan pasca bencana alam 28 september 2018,"terangnya.
Baca juga: Tim ACT bantu korban banjir Sigi

Ia berharap dari hasil pelatihan ini ibu-ibu rumah tangga khususnya di Desa Soulowe dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga melalui produk makanan olahan yang berbahan baku cokelat maupun produk makanan lainya.

“Kenapa harus berbahan dasar cokelat? Karena bahan baku cokelat sangat mudah ditemukan di Kota Palu dan cara pembuatan olahanan makanan tersebut tidak rumit. Selain itu cokelat bisa makan oleh semua umut dan laku dijual,” tambahnya.

Meskipun sudah setahun lebih gempa bumi, tsunami serta likuefaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi, ACT Sulteng masih terus membersamai korban bencana dengan melaksanakan berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat utamanya penyintas.
Baca juga: Korban banjir bandang Sigi diberi bantuan ratusan paket ACT Sulteng

Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020