Dia (Trump) menggunakan instrumen dia sehingga mudah menekan mitra dagang
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) melakukan kalkulasi dampak ekonomi Indonesia tahun 2021 terhadap pelaksanaan pemilihan presiden Amerika Serikat pada November 2020.

"Apabila Donald Trump tidak terpilih maka pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat. Jika terpilih, pertumbuhan ekonomi global akan menurun," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa ketika membuka Kick Off Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021 di Jakarta, Senin.

Menurut dia, terpilih atau tidak terpilihnya Donald Trump pada pemilihan presiden AS mendatang menjadi salah satu kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global termasuk Indonesia tahun 2021.

Beberapa kebijakan Donald Trump, kata dia, juga memicu pergolakan ekonomi dunia di antaranya perang dagang dengan China dan kebijakan lain yang mengundang kontroversi.

Meski begitu, Suharso menampik jika disebut lebih memilih calon lain atau tidak menginginkan Trump kembali terpilih.

"Kebijakan dia itu lebih populis dan protektif. Dia (Trump) menggunakan instrumen dia sehingga mudah menekan mitra dagang. Jika lebih fleksibel akan lain cerita," katanya.

Selain Pilpres AS, perkembangan perang dagang AS-China, lanjut dia, diprediksi masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi 2021.

Jika menurun, maka pertumbuhan ekonomi global akan meningkat tapi jika kembali meningkat maka diperkirakan akan membuat ekonomi global merosot.

Selain itu, wabah virus Corona juga diprediksi berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi tahun 2021.

"Jika perkembangannya melamban, maka kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 akan meningkat sebaliknya jika meluas, akan menurun pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

Suharso mengutip proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 dari Bank Dunia mencapai 2,6 persen dan dari Dana Moneter Internasional (IMF) mencapai 3,4 persen.

Sedangkan untuk Indonesia, Bappenas memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI tahun 2021 mencapai kisaran 5,3-5,7 persen.

Nilai tukar rupiah diproyeksi berada pada kisaran 13.900-14.400 dan inflasi kisaran 3 persen.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020