Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, mengatakan, banjir di perumahan Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, disebabkan sistem drainase yang buruk serta kondisi topografi yang merupakan daerah cekungan.

"Kondisi itu mengakibatkan genangan air tidak dapat keluar atau mengalir melalui saluran pembuangan. Banjir sudah berangsur surut, tetapi prosesnya lama," kata dia, melalui siaran pers yang diterima, di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Pemukiman warga Pasar Baru mulai digenai air setinggi 40 cm

Kajian dan pantauan tim melalui udara menggunakan stone menemukan tembok pembatas setinggi lima meter di antara Harapan Indah I (Nusa Indah) dengan Harapan Indah II (Garden Indah) dan terdapat sumbatan air yang terletak di bawah tembok pembatas.

Berdasarkan aplikasi potensi risiko bencana InaRISK dari BNPB, wilayah perumahan Harapan Indah memang memiliki potensi banjir kategori sedang hingga tinggi.

Baca juga: Empat pintu air di Jakarta siaga dua

"Dengan kondisi tersebut, BNPB memberikan saran sebagai solusi jangka pendek agar air dipompa keluar dan dialirkan ke saluran pembuangan menuju Kali Blencong atau wilayah penampungan air yang lebih rendah," katanya.

Kemudian juga perlu ada perbaikan drainase untuk mengatur manajemen air serta pengaturan pengelolaan sampah di area permukiman.

Baca juga: 12 titik sungai Jakarta berpotensi banjir karena belum normalisasi

Budaya menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya juga menjadi salah satu faktor penting sebagaimana hal tersebut masih menjadi faktor pemicu masalah banjir di sejumlah wilayah di Tanah Air. 

Baca juga: Pemprov DKI antisipasi RSCM kembali tergenang

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020