Saat ini untuk PLTS atap posisinya masih banyak dari rumah tangga
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mendorong dunia industri dan bisnis menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap atau panel surya guna meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT).

Kasubdit Keteknikan dan Lingkungan Aneka EBT Kementerian ESDM Martha Relitha Sibarani menjelaskan saat ini porsi EBT dalam bauran energi nasional baru mencapai 8-9 persen, padahal pada 2025 ditargetkan sebesar 23 persen.

"Saat ini untuk PLTS atap posisinya masih banyak dari rumah tangga. Oleh karena itu, jika dunia industri dan bisnis ikut serta, kami optimistis akan banyak membantu," katanya pada "Customer Sharing Session Manfaat PLTS" di Jakarta, Rabu.

Baca juga: PLN: Pengguna Pembangkit Listrik Tenaga Surya melonjak 181 persen
Baca juga: Perubahan regulasi PLTS atap tingkatkan masyarakat berinvestasi


Martha menjelaskan bahwa target EBT dari pemanfaatan PLTS mencapai 6.600 MW pada 2025.

Sementara itu, hingga Desember 2019, jumlah pelanggan PLTS atap di seluruh Indonesia mencapai 1.580 pelanggan dengan kapasitas terpasang 4.929 kWp.

Dari jumlah tersebut, jumlah pelanggan masih didominasi oleh kalangan rumah tangga sebesar 1.404 pelanggan.

Untuk mendukung penggunaan PLTS atap sektor industri dan bisnis, Kementerian ESDM telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12/2019 tentang Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri yang Dilaksanakan Berdasarkan Izin Operasi dan Permen ESDM.

Kemudian, Permen ESDM No 13 Tahun 2019 tentang Penggunaan Sisten Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

"Untuk penggunaan PLTS atap di industri dan bisnis memang masih kecil. Hal itu karena menunggu permen tersebut diterbitkan pada akhir tahun lalu," kata Martha.

Dalam mendorong pemanfaatan PLTS atap, PT Xurya Daya Indonesia (Xurya) sebagai startup energi terbarukan yang mempelopori DP nol dalam pembiayaan, telah menggandeng lebih dari 20 pelaku industri dan bisnis dalam menggunakan PLTS atap di fasilitas mereka.

Pelaku industri dan bisnis itu terdiri atas pabrik, pusat perbelanjaan, gudang pendingin, bangunan perkantoran dan perusahaan logistik.

"Di Xurya tidak perlu mengeluarkan biaya investasi. Kami akan memberikan akses green-financing murah, proses instalasi hingga perawatan PLTS Atap yang sudah terpasang di pelanggan kami," kata Managing Director Xurya Daya Indonesia Eka Himawan.

Baca juga: Pengusaha rintisan tawarkan kerja sama finansial berbasis energi surya

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020