Jakarta (ANTARA) - Area observasi Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, yang menjadi tempat observasi bagi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di kapal pesiar World Dream telah dipasangi CCTV dan jaringan komunikasi.

"Sudah kami gelar komunikasi di sana, baik dari tempat ruangannya itu, bahkan juga pasang CCTV," kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) Laksamana Madya TNI Yudo Margono di Markas Kolinlamil, Jakarta Utara, Rabu.

Sementara itu, untuk jaringan komunikasi pun tidak perlu dikhawatirkan karena TNI bersama kementerian dan lembaga terkait sudah menggandeng salah satu provider untuk penyediaan sinyal seluler di lokasi tersebut sehingga WNI maupun petugas yang berada di area observasi tidak ada terisolasi.

"Komunikasi kemarin dari Telkomsel sudah digelar di sana. Jadi, bisa dilaksanakan komunikasi," kata Yudo.

Fasilitas tempat tinggal untuk 14 hari masa observasi pun dipastikan layak. Di Pulau Sebaru sendiri sudah ada sejumlah bangunan yang bisa dimanfaatkan untuk observasi.

"Fasilitas gedung eks cottage. Jadi, sudah ada ruangan-ruangannya. Sudah disiapkan," ujarnya.

Baca juga: BNPB: Sumber daya untuk observasi WNI di Sebaru sudah siap

Baca juga: Fasilitas observasi WNI di Sebaru lebih baik daripada di Natuna


Sementara itu, KRI-593 Banda Aceh untuk pergeseran pasukan dari dermaga Kolinlamil ke Pulau Sebaru itu akan dijadikan markas pasukan.

"Ini nanti, saya akan bermarkas di KRI Banda Aceh dengan KRI unsur gelarnya Koarmadar I. Dengan demikian, dapat digerakkan mana kala dibutuhkan," tuturnya.

Sebelumnya, Yudo melepas sekitar 280 personel yang tergabung dalam Kogasgabpad guna mengobservasi 188 WNI dari kapal World Dream di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

"Kami melaksanakan gelar pasukan dalam rangka operasi bantuan kemanusiaan yang akan dilaksanakan mulai hari ini," ujar Yudo.

Tim Kogasgabpad yang diberangkatkan pada hari Rabu ini terdiri atas TNI, Polri, BNPB, dan Kementerian Kesehatan. Adapun anggota keseluruhan Kogasgabpad berjumlah 762 personel.

"Jumlah personel ini ada 762 anggota satgas. Dari semua, ya, termasuk ABK KRI, temasuk personel pengamanan, satgas pendamping, pendukung dan pengamanan," kata Yudo menjelaskan.

Mereka bertolak ke Pulau Sebaru dengan menggunakan KRI-593 Banda Aceh untuk melakukan observasi 188 WNI dari wabah virus corona.

Baca juga: Pangkogabwilhan I ingatkan nelayan tak mendekati Pulau Sebaru

Baca juga: Observasi WNI, Pangkogabwilhan I lepas 280 personel gabungan


Yudo mengatakan bahwa observasi di Pulau Sebaru memiliki konsep hampir sama dengan yang dilakukan di Natuna beberapa waktu lalu. Hanya tempatnya saja yang berbeda.

"Karena ini di pulau, banyak melibatkan kapal angkatan laut. Kalau kemarin di Natuna banyak melibatkan pesawat TNI AU untuk melaksanakan dukungan logistik," kata Yudo.

Ia menyebutkan WNI dari kapal World Dream akan ditransfer ke KRI dr. Soeharso di dekat perairan Bintan, Kepulauan Riau pada pukul 10.00 WIB tadi. Setelah itu, sekitar pukul 14.00 WIB KRI akan langsung bertolak ke Pulau Sebaru.

"Harapannya pada hari Jumat mereka sudah datang di Sebaru kurang lebih pukul 16.00 WIB, nanti akan ditransfer ke darat. Kami laksanakan tindakan observasi seperti yang kemarin dilaksanakan di Lanud Saden Sajad," katanya.

Para WNI ini rencananya diobservasi selama 14 hari, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Personel yang diturunkan akan ditugaskan sebagai satgas pendamping, pendukung, maupun pengamanan.

Satgas yang diturunkan terdiri atas tim dapur lapangan, Batalyon Kesehatan (Yonkes) TNI, ahli gizi, pengamanan laut oleh TNI/Polri, serta petugas kementerian dan lembaga terkait.

Baca juga: PLN siapkan genset di Pulau Sebaru

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020