Tarif cukup murah, hanya dengan membeli karcis seharga Rp10.000
Muntok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mulai 2020 menyediakan bus khusus untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke puncak Bukit Menumbing.

"Mulai tahun ini, kami sediakan bus khusus yang bisa dimanfaatkan pengunjung yang akan melihat dari dekat tempat pengasingan Proklamator RI yang berada di puncak Bukit  Menumbing," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno di Muntok, Babel, Rabu.

Baca juga: Bangka Barat akan gelar pameran foto sejarah pengasingan Soekarno

Menurut dia, ketersediaan alat transportasi khusus di lokasi itu penting untuk menunjang kenyamanan dan keselamatan para pengunjung Pesanggrahan Menumbing.

Rute menuju Pesanggrahan Menumbing yang berada di puncak bukit cukup sulit, terutama bagi pengemudi yang belum mengenal rute di kawasan Bukit Menumbing.

"Tarif cukup murah, hanya dengan membeli karcis seharga Rp10.000, pengunjung akan diantarkan dari pos kaki bukit menuju puncak dan kembali lagi ke tempat awal," katanya.

Selain bertarif murah, alat transportasi tersebut juga cukup nyaman karena dilengkapi dengan pendingin ruangan, pengisian baterai telepon genggam dan tempat duduk berkualitas.

Dengan adanya shuttle bus tersebut diharapkan bisa memberikan rasa nyaman dan aman bagi para pengunjung lokal dan asing untuk menikmati keindahan alam di puncak bukit.

Pesanggrahan Menumbing merupakan lokasi pengasingan sejumlah tokoh Kemerdekaan RI yang ditawan Kolonial Belanda pada 1948-1949.

Bangunan berbentuk kastil tersebut berada di ketinggian 445 meter di atas permukaan air laut, dengan jalan menuju puncak berkelok naik dan turun dengan jarak tempuh sekitar 4,5 kilometer dari pos kaki bukit menuju puncak.

"Kami berharap dengan adanya moda transportasi khusus ini bisa memberikan kenyamanan pelayanan wisatawan yang datang ke Menumbing," katanya.

Baca juga: Pemkab-MVG kerja sama kembangkan pariwisata Mentok
Baca juga: Keluarga korban Perang Dunia II napak tilas di Mentok

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020