Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Ricky Baheramsjah mengatakan bahwa proses pembangunan Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang bakal digunakan untuk menggelar balapan MotoGP pada 2021 baru mencapai 30 persen.

"Progresnya sudah mencapai 30 persen. Kami masih melakukan pembangunan. Sirkuit diperkirakan selesai semua akhir tahun ini," kata Ricky di Jakarta, Rabu.

Baca juga: MotoGP kembali digelar di Indonesia, Mick Doohan rasakan nostalgia

Baca juga: Wapres minta pepohonan di Mandalika di tambah


Sirkuit Mandalika baru dikerjakan pada awal Januari 2020 oleh Warsita Karya sebagai kontraktor.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan proses pembangunan sirkuit itu terlambat, antara lain pembangunan tanggul, geothechnical stabilization dan membersihkan lahan dari pepohonan.

Soal pengaspalan, lanjut Ricky, proses itu tidak akan butuh waktu lama dan diperkirakan selesai satu hingga dua bulan.

"Jika dua hal itu bisa dilakukan dengan benar, aspal nantinya tidak akan bergelombang. Jadi kami butuh waktu," ucapnya.

Hal itu menjadi perhatian sebab pihak Federasi Motosport International (FIM) juga turut memantau dan memperhatikan detail aspek keamanan, kelayakan, aspal, sistem drainase, dan lain-lain.

Maka dari itu, MGPA selaku penyelenggara MotoGP Indonesia 2021 tak mau gegabah dalam proses pengerjaannya.

"Kita bisa lihat bahwa proyek ini terlihat kecil karena sirkuitnya hanya 4,31 km. Tapi ini sangat spesifik pembangunannya. Jadi kami harus hati-hati," tuturnya.

Kendati demikian, lintasan Sirkuit Mandalika diharapkan sudah bisa terlihat bentuknya pada Juli nanti sebelum resmi digunakan untuk ajang balap sepeda motor paling bergengsi di dunia musim depan.

Sirkuit Mandalika nantinya akan menjadi sirkuit jalan raya pertama di dunia yang memiliki pemandangan indah dengan panjang lintasan 4,31 km serta 17 tikungan.

Baca juga: Rossi prediksi persaingan MotoGP 2020 lebih ketat layaknya Moto2

Baca juga: Marquez akui Honda sempat hilang arah


 

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020