Kami ingin menarik lebih banyak perusahaan Swiss yang belum masuk ke Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang Swiss-Indonesia (Swisscham Indonesia) ingin menggaet lebih banyak investor asal Swiss untuk berinvestasi di Tanah Air.

Swiss dinilai sebagai negara dengan teknologi mumpuni yang mampu membantu industri di Indonesia dalam peralihan menuju 4.0.

"Kami ingin menarik lebih banyak perusahaan Swiss yang belum masuk ke Indonesia," kata Ketua SwissCham Indonesia Luthfi Mardiansyah di sela peluncuran naskah kebijakan Advancing Indonesia 4.0 di Jakarta, Kamis.

Luthfi menjelaskan jika dipetakan saat ini banyak perusahaan Swiss di sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Vietnam, atau Thailand, belum tercatat masuk ke Tanah Air.

Menurut dia, masuknya investasi Swiss ke Indonesia dinilai tak akan mengganggu industri lokal karena mereka menawarkan teknologi tinggi dan membuka lapangan pekerjaan serta produksinya yang berorientasi ekspor.

"Itu yang mau kita ajak ke sini. Semakin banyak perusahaan Swiss, semakin baik buat kita juga karena mereka di sini bisa bangun industri untuk diekspor ke Eropa juga," katanya.

Luthfi menambahkan perusahaan Swiss di Indonesia juga terbilang masih sedikit yakni sekitar 100-150 perusahaan. Jumlahnya jauh dibandingkan dengan di China yang bisa mencapai 500-600 perusahaan.

"Jadi masih banyak peluang. Tinggal pastikan mereka tahu Indonesia itu iklimnya sudah bagus," katanya.

Luthfi mengatakan sejumlah pertimbangan membuat perusahaan Swiss masih enggan berinvestasi di Indonesia, di antaranya karena jarak yang jauh, banyak ketidakpastian, hingga faktor bencana alam.

"Tapi sekarang lebih baik. Banyak juga perusahaan yang sudah 20-30 tahun beroperasi di sini. Saya juga bilang, Once you are here, you'll know (Kalau sudah masuk ke sini pasti tahu potensinya besar)," pungkasnya.

Baca juga: Investor Swiss gandeng Inka bangun pabrik kereta di Banyuwangi

Baca juga: Investor Swiss siap kelola klon kakao Sulawesi I, II di Sulbar






 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020