Rupiah berpotensi melemah karena belum ada sentimen baru
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah, seiring beralihnya investor ke aset investasi berisiko rendah atau safe haven karena khawatir dampak wabah COVID-19.

Pada pukul 10.02 WIB, rupiah bergerak melemah 65 poin atau 0,46 persen menjadi Rp14.090 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.025 per dolar AS.

"Sentimen kelihatannya masih belum membaik. Tekanan terhadap aset berisiko karena peningkatan penyebaran wabah Virus Corona di luar China, masih besar," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Dolar jatuh, euro catat kenaikan terbesar sejak Mei 2018

Tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terus merosot, bahkan sempat menyentuh 1,235 persen yang merupakan level terendah sepanjang masa.

"Ini mengindikasikan banyak yang membeli obligasi tersebut untuk mengamankan nilai aset," ujar Ariston.

Baca juga: Harga emas turun 0, 6 dolar, pangkas keuntungan awal

Ariston memprediksi rupiah hari ini masih berpotensi tertekan di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.

"Rupiah berpotensi melemah karena belum ada sentimen baru," katanya.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi juga memprediksi rupiah hari ini masih berpotensi tertekan di kisaran Rp13.960 per dolar AS hingga Rp14.060 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.234 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.018 per dolar AS.

Baca juga: IHSG diprediksi terus tertekan aksi jual sepanjang akhir pekan ini

Baca juga: Melemah, dolar diperdagangkan pada kisaran 109,65 yen di Tokyo

Baca juga: Yuan "rebound" 149 basis poin terhadap dolar




 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020