Situasi jalanan di Kabupaten Taitung, Taiwan. (Antara/Aubrey Fanani)


Saat hendak menyewa motor di muka stasiun, dengan berbahasa Mandarin petugas menolak SIM internasional yang saya punya langsung menunjuk kertas bergambar SIM Taiwan.

Saya yang tak langsung mengerti hanya mengangguk bingung. Saya meminta dia mengulang perkataanya dan menerjemahkannya dengan aplikasi penerjemah.

“Kamu butuh SIM lokal, di sini tidak bisa SIM internasional,” kata dia dalam bahasa Mandarin yang saya pahami lewat aplikasi penerjemah tadi.

Lalu dia menunjuk satu tempat yang dapat membuatkan SIM lokal, saya pun langsung menuju tempat tersebut.

Setelah berkomunikasi dengan petugas setempat, yang lagi-lagi dengan bantuan aplikasi penerjemah. Dia mengatakan saya tak butuh SIM lokal karena Taitung menerima SIM Internasional. Lalu dia membantu saya untuk menemukan tempat penyewaan motor yang mau menerima SIM internasional.

Beruntung kali ini pemilik tempat penyewaan dapat berbahasa Inggris.

Untuk dapat menyewa motor, dia meminta fotokopi paspor, SIM internasional dan nomor kartu kredit.

Nomor kartu kredit ini dibutuhkan, jika kita melakukan pelanggaran maka polisi setempat akan mengirimkan denda tilang ke pemilik motor. Setelah itu penyewa akan menagihkan denda itu lewat kartu kredit kita.

Baca juga: Pilih tur ke Jepang atau Eropa?

Baca juga: Semenanjung Kunisaki, wisata "anti-mainstream" di Jepang


Agar tidak kena denda, alangkah baiknya pelancong menanyakan beberapa aturan yang tak boleh dilanggar selama berkendara di kawasan tersebut. Berkendara di Taiwan berbeda dengan di Indonesia, kendaraan di sana menggunakan sisi kanan jalan.

"Kendaraan juga tak boleh melaju di atas 60 km/jam. Selain itu tidak boleh masuk ke jalan yang bergaris kuning karena itu adalah jalur mobil. Kemdian tidak boleh parkir di pinggir jalan yang garisnya berwarna kuning dan merah," jelas si penyewa kendaraan.

Setelah semua selesai, penyewa meminta saya mengambil helm dan mencoba kendaraan yang saya sewa untuk memastikan kendaraan itu baik-baik saja.

Berjalan di jalur kanan butuh penyesuaian, tetapi tidak terlalu sulit karena selama perjalanan menuju pusat kota, tak banyak kendaraan berlalu-lalang. Hanya ada satu-dua yang melintas.

Namun bukan berarti membuat perjalanan menjadi membosankan, sepanjang jalan mata dimanjakan dengan pemandangan gunung yang berjajar mengelilingi daerah itu.

Ditambah dengan kualitas udara Taitung yang tergolong bersih karena emisi lingkungannya terbilang minim.

Baca juga: Mengenal sejarah Busan di Taman Taejongdae

Baca juga: Jalan-jalan seharian di Seoul tanpa menguras isi kantong ada di sini

Baca juga: Gangwon suguhkan sensasi wisata musim dingin di Korsel

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020