Kota Taitung

Taitung merupakan rumah bagi sekitar 35 persen masyarakat adat Taiwan, presentase itu adalah yang paling besar jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Taiwan.

Budaya masyarakat setempat dan pemandangan alam menjadi kekuatan dalam pariwisatanya. Namun bukan berarti, Taitung tak punya geliat kehidupan urban.

Cobalah pergi ke staisun kereta tua Taitung yang diubah menjadi taman seni. Waktu yang paling tepat untuk menikmati taman ini adalah sore hari.

Di taman itu, ada rangkaian kereta berwarna jingga yang biasa menjadi spot berfoto bagi para wisatawan. Tak hanya itu banyak instalasi seni di taman tersebut yang juga dapat dijadikan tempat berfoto.

Di sana banyak berbagai toko kerajinan seni dan cafe-cafe unik yang dapat didatangi untuk menikmati secangkir teh.

Saya sempat mendatangi salah satu toko skateboard yang beroperasi di taman tersebut. Karena masih dalam suasana tahun baru imlek dia pun menawarkan diskon untuk papan yang dirakit.

Dia pun bercerita bahwa setiap sore, dia dan teman-temannya biasa berlatih bermain skateboard di lapangan yang tak jauh dari taman itu.

"Kami biasa ngumpul di toko ini sekitar pukul dua siang, kemudian kami berangkat bersama-sama ke sana dan latihan," kata dia.

Tak jauh dari taman bekas staisun kereta, ada taman musik bernama Desa Musik Tiehua, mungkin dibutuhkan perjalanan sekitar lima menit dengan berjalan kaki.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Desa Musik Tiehua adalah malam hari. Pengunjung bisa menikmati cahaya dari lentera-lentera kertas yang tergantung di sepanjang jalan Desa Musik Tiehua. Lentera-lentera itu dibuat oleh anak-anak Taitung .

Baca juga: Mengunjungi Jagalchi, salah satu pasar ikan terbesar Asia

Baca juga: Melihat "Santorini Korea" di Gamcheon

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020