Jakarta (ANTARA) - "Guns Akimbo" bercerita tentang Miles, pemain gim daring yang kemudian dipaksa bergabung dalam Skizm, komunitas yang menghadirkan pertarungan gim secara luring untuk ditayangkan daring.

Cerita berawal dari Miles, yang diperankan oleh Daniel Radcliffe, tipe kutu buku pembuat game mobile di sebuah perusahaan pengembang gim yang sering kali dirundung oleh atasannya.

Namun, berbeda saat berada di platform gim daring, Miles menjadi sangat garang. Dia mengata-ngatai semua orang, yang ternyata salah satunya adalah kepala Skizm.

Keberanian Miles di dunia maya ternyata tidak seperti karakter aslinya, yang bahkan tidak menyukai kekerasan -- tidak seperti gim yang dia mainkan.

Malam itu Skizm kemudian mendatangi rumah Miles. Sang ketua tidak terima perkataan kasar Miles dan membuat perhitungan dengannya, yang mengubah kehidupan Miles.

Miles dipaksa bergabung dalam Skizm untuk terlibat dalam pertarungan "shooter game" melawan Nix, yang diperankan oleh Samara Weaving (sebelumnya bermain dalam "Ready or Not").

Nix adalah petarung yang tak terkalahkan di Skizm. Dia berhasil menghabisi 10 lawan sebelumnya, dan menempati posisi teratas pemain gim di Skizm. Namun, ternyata Nix memiliki cerita personal yang sentimentil yang diketahui seiring film bergulir.

Sementara, kisah tentang hubungan Miles dengan sang mantan pacar, Nova, yang diperankan oleh Liu Bordizzo (sebelumnya bermain "The Society" Netflix), menjadi pemicu MIles untuk berani menghadapi Nix.

Pertarungan antara Nix dan Miles mengharuskan salah satu di antaranya mati. Kejar-kejaran Nix dan Miles menjadi benang merah cerita inti, terlebih Nix yang siap menghabisi, sementara Miles yang tak habis-habisnya melarikan diri.
Poster film "Guns Akimbo." (twitter.com/gunsakimbo)


Penuh aksi dengan dark comedy
"Guns Akimbo" menawarkan komedi hitam untuk menyindir fenomena sosial, salah satunya lewat karakter Miles seorang pecundang, yang beraninya hanya di dunia maya.

"Kehidupan" di dunia maya juga mendapat "tamparan" di film ini. Orang kini terlalu sibuk menatap layar hingga tak sadar dengan kondisi sekitar -- yang hadir dalam sebuah berbagai adegan dan lelucon yang dilontarkan Miles saat berjalan di tengah kota.

Pengembangan karakter Miles dari seorang pecundang menuju "hero" menjadi catatan yang menarik dalam film ini. Penulis film, Jason Lei Howden, membawa alur cerita yang tak terduga dengan dialog lelucon yang pas dan mengena.

Sementara, sang "Harry Potter," Daniel Radcliffe juga berhasil membawakan karakter Miles, terutama saat awal pengenalan karakter di mana dia harus terbiasa dengan pistol di tangannya -- berhasil menarik penonton untuk ikut merasakan apa yang dirasakan Miles.

Sedangkan Samara Weaving, berbekal film dia sebelumnya "Ready or Not," tampaknya memiliki nuansa yang sama dengan film ini, seputar "perburuan," "darah" dan "pistol," namun dengan karakter yang jauh berbeda.

Jika sebelumnya Weaving memerankan pengantin baru Grace yang diburu keluarga barunya dan masih kagok menggunakan senjata, di "Guns Akimbo" dia tampil sebagai pemburu bagai "monster" senjata api.

Tak hanya soal alur cerita dan skrip, duduk di bangku sutradara Howden juga berhasil membungkus film dengan aksi -- lengkap dengan sinematografi -- yang apik.

Menonton "Guns Akimbo" layaknya bermain gim. Dengan musik latar dan editan khas beatle di gim (terpampang jumlah peluru yang digunakan), penonton seakan dibawa untuk merasakan pengalaman bermain gim, yang biasa hanya ada pada layar 6-7 inci ke layar dengan puluhan kali lebih lebar.

Bagi para pecinta gim, "shooter game" khususnya, film ini menjadi wajib ditonton, sementara bagi mereka yang tidak terlalu menyukai gim tembak-tembakan, film ini bisa jadi alternatif hiburan, yang ternyata tidak terlalu buruk dan cukup menyenangkan.

"Guns Akimbo" akan tayang di bioskop Indonesia mulai besok, Senin, 2 Maret 2020.

Baca juga: Daniel Radcliffe tak ingin jadi Harry Potter lagi

Baca juga: Daniel Radcliffe akan perankan tokoh Marvel "Moon Knight"?

Baca juga: Daniel Radcliffe tanggapi rumor gantikan Hugh Jackman di Wolverine

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020