Madina (ANTARA) - Ragam corak Batik Mandailing Natal dinilai masih minim, padahal banyak corak yang seharusnya bisa dikembangkan sesuai dengan kekayaan budaya yang dimiliki daerah itu.

"Corak yang ada hanya sebatas corak yang mengacu kepada ulos dan busana pengantin adat Mandailing saja. Misalnya, corak ampu, bulang dan lain-lain," kata budayawan Mandailing Natal, Askolani kepada ANTARA, Senin.

Askolani menilai corak-corak Batik Mandailing yang ada sekarang ini masih sederhana dan sepatutnya bisa dikembangkan lagi dengan desain yang lebih menarik, baik melalui motif, maupun pilihan warna dan proporsi lain.

Selain itu, sangat banyak khazanah ornamen daerah yang sepatutnya menjadi ide desain Batik Mandailing yang tak habis-habisnya jika terus digali dan dikembangkan.

"Ada ribuan pola dan motif yang bisa dikembangkan berdasarkan kekhasan Budaya Mandailing. Bukan hanya terbatas pada pola ulos dan busana pengantin saja," ujarnya.

Baca juga: Batik pewarna alam kulit jengkol, kisah Sulastri jaga alam dan manusia

Baca juga: Putri Wapres Ma'ruf Amin kunjungi pembuatan batik ciprat Blitar

Baca juga: Peragaan busana batik jelang London Fashion Week


Misalnya, kata dia, pola Bolang, relief situs-situs arkeologi, seperti Situs Padang Mardia, Huta Siantar.

Situs ini memiliki jejak masa Hindu-Budha, Islam, bahkan Megalitikum. Berbagai pahatan dan relief yang ada di situs ini merupakan sumber desain yang menarik.

"Salah satu, misalnya, pola Bunga Padma (Teratai Merah) yang terdapat pada sebuah artefak di sana," katanya.

Pola itu juga ditemukan di berbagai candi Budha di Nusantara, baik di Jawa, maupun di Bali. Pola Padma dengan desain yang lebih lentur, lalu dipadukan dengan motif Bolang pada beberapa Bagas Godang di Mandailing, dapat menjadi salah satu pola Batik Mandailing.

Banyaknya khazanah ornamen daerah tersebut dinilai bisa menjadi ide desain untuk pengembangan Batik Mandailing dan bukan sebatas pewarisan nilai budaya saja.

Lebih dari itu, sepatutnya dapat menjadi peluang usaha bagi pengembang Batik daerah, baik skala UKM maupun skala besar.

"Dengan jumlah penduduk Mandailing yang amat besar, termasuk mereka yang di rantau, usaha pengembangan Batik Mandailing diyakini dapat menjadi peluang sumber-sumber ekonomi baru yang berdampak bagi banyak orang," katanya.

Amat disayangkan kalau semua kekayaan pola dan motif daerah yang dimiliki tidak tergali sebagaimana mestinya.

Selain harapan untuk menjadi kebanggaan daerah, kata dia, juga sebagai upaya untuk mewariskan dan menularkan khazanah budaya yang dimiliki kepada generasi sekarang dan generasi pengganti kita.*

Baca juga: Pemkot Batam patenkan enam batik marlin

Baca juga: Deputi Gubernur: Bank Indonesia tetap berkomitmen bantu UMKM

Baca juga: Pegawai Pemerintah Pekalongan diwajibkan bersarung batik setiap Jumat

Pewarta: Juraidi dan Holik
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020