Semua daerah di Jawa Timur pada Februari 2020 tercatat mengalami inflasi
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat pada Februari 2020, Kota Malang, Jawa Timur, mengalami inflasi sebesar 0,28 persen, yang didorong adanya kenaikan harga pada kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan bahwa pada Februari 2020, kenaikan terjadi hampir pada seluruh kelompok pengeluaran, kecuali pada kelompok transportasi, yang mengalami penurunan sebesar 0,27 persen.

"Semua daerah di Jawa Timur pada Februari 2020 tercatat mengalami inflasi. Kota Malang inflasi sebesar 0,28 persen, sama seperti dengan tingkat inflasi nasional," kata Sunaryo, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.

Sunaryo menjelaskan, kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga sepanjang Februari 2020 adalah, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,91 persen, pakaian dan alas kaki 0,29 persen, serta perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,16 persen.

Selain itu, lanjut Sunaryo, kenaikan juga terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,09 persen, kelompok kesehatan 0,03 persen, informasi komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Sementara untuk kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga, dan budaya, serta kelompok pengeluaran pendidikan, tercatat tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya.

"Pada Februari 2020, memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya," kata Sunaryo.

Sementara itu, untuk kota lainnya, Kota Surabaya tercatat mengalami inflasi sebesar 0,32 persen, Sumenep 0,16 persen, Kota Probolinggo 0,39 persen, Kota Madiun 0,38 persen, Kota Kediri 0,38 persen, Banyuwangi 0,10 persen, dan Jember 0,51 persen.

Inflasi Februari 2020 di Kota Malang yang sebesar 0,28 persen tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Timur yang sebesar 0,31 persen.

Sementara secara Year on Year (YoY), inflasi Kota Malang berada pada 1,76 persen, juga lebih rendah dibandingkan Jawa Timur yang sebesar 2,54 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020