Itu semua sudah jadi bahan masukan kami bahkan dari awal kami sudah siapkan
Jakarta (ANTARA) - Meski sempat terdengar sayup-sayup pro dan kontra terkait balap mobil Formula E di sekitar Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, persiapan tampak terus dilakukan untuk pelaksanaannya.

Persiapan pelaksanaan dan penyiapan infrastruktur balap mobil itu tentu semakin gencar mengingat waktu pelaksanaannya semakin dekat.

Apalagi, pelaksanaannya telah mendapat persetujuan dari Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka Praktikno melalui surat Nomor B-3/KPPKKM/02/2020 tanggal 7 Februari 2020.

Persetujuan itu memberi kepastian kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas permohonan yang disampaikan Gubernur DKI Anies Baswedan pada 16 Desember 2019. Jauh sebelumnya, pada 20 September 2019, Anies meluncurkan "pre-event" atau prakegiatan "Jakarta E Prix 2020" di Monas.

Rombongan dari Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) atau Federasi Otomotif Internasional hadir saat itu. Direktur Kejuaraan Formula E, Alberto Longo ada di antara rombongan itu.

Hadirnya rombongan itu bisa dibaca sebagai sinyal yang menunjukkan keseriusan FIA memberi kepercayaan kepada Indonesia khususnya Jakarta sebagai tuan rumah balap mobil listrik itu. Di sisi lain, juga menunjukkan sinyal kesiapan Jakarta sebagai penyelenggara.

Komite Penyelenggara (Organizing Committee/OC) Formula E melakukan uji coba pelapisan aspal seluas 60 meter persegi di atas lapisan bebatuan yang ditata rapi (cobblestone) bagian tenggara Silang Monas, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu. Uji coba ini sekaligus menyangkut pengelupasan setelah ajang balap itu.

Baca juga: Momentum di balik Formula E

Uji coba pelapisan aspal itu, kata Deputi Bidang Teknis Formula E Jakarta Wisnu Wardhana dalam keterangan tertulisnya, bertujuan untuk mengecek kemudahan pengelupasan aspal di atas lapisan cobblestone setelah didiamkan selama empat hari. Proses uji coba ini dimonitor oleh para ahli.

Penyelenggara menjamin pekerjaan pembuatan lintasan di kawasan Monumen Nasional (Monas) dilaksanakan tidak akan mengganggu cagar budaya di sana.
Kondisi aspal uji coba Formula E yang bersisa di cobblestone Monas, Rabu (26/2/2020). ANTARA/Livia Kristianti/aa. (ANTARA/ Livia Kristianti)


Dinilai berhasil
Dalam tahap perencanaan, pengaspalan cobblestone di Monas yang menjadi arena untuk ajang balap mobil listrik dimulai pada Maret 2020 dengan target pengerjaan selama 1,5 bulan. Kawasan-kawasan yang akan diaspal di antaranya Monas bagian barat daya, barat, selatan, sedikit timur, hingga tenggara.

Uji coba pengelupasan ini merupakan standar yang diterapkan oleh FIA Formula E di setiap lokasi yang digunakan untuk berlomba seperti di Roma dan Paris.

Di Paris, sirkuit Formula E mengitari situs Les Invalides yang umurnya 350 tahun. Setiap selesai gelar Formula E, aspalnya dikelupas dan kembali seperti sedia kala.

Penyelenggara Formula E pun mengklaim pengelupasan uji coba aspal di Monas berhasil setelah empat hari dilakukan di kawasan tenggara ikon Jakarta itu. Secara umum, hasil uji coba pengaspalan memuaskan.

Ada tiga tahap yang dilakukan oleh OC Formula E untuk memastikan uji coba pengelupasan aspal di Monas berhasil. Pertama, dalam fase persiapan pengelupasan diadakan uji geser menggunakan truk yang beroperasi di atas aspal dengan berat yang terukur.

Setelah itu dilakukan pengereman di atas aspal. Tujuannya untuk melihat kekuatan aspal yang sudah melekat di atas cobblestone itu terhadap gesekan.

Baca juga: Ombudsman periksa dugaan maladministrasi revitalisasi Monas-Formula E

Kedua, tahap mengelupas atau membongkar aspal dengan alat bernama "cold milling machine". Fase itu bertujuan untuk mengecek kemudahan aspal dikelupas dan efeknya terhadap cobblestone Monas.

Pada tahap terakhir adalah membersihkan aspal di atas hamparan cobblestone yang sebelumnya terlapisi aspal. Hasilnya, cobblestone bisa kembali seperti sedia kala.

Pembatas
Penyelenggara telah menerima semua masukan dari pihak-pihak terkait tentang pembangunan sirkuit di Monas baik itu untuk cagar budaya dan kelestarian.

"Itu semua sudah jadi bahan masukan kami bahkan dari awal kami sudah siapkan," kata Direktur Komunikasi Formula E Jakarta Dhimam Abror di Balai Kota Jakarta, beberapa hari lalu.

Sejak awal pemilihan Monas jadi lokasi balap Formula E, soal kelestarian cagar budaya Monas sudah diprioritaskan. "Jadi ketika ada rencana atau Pak Gubernur mengusulkan buat Formula E di Monas, yang pertama kali kami pikirkan adalah kelestarian Monas dan cagar budaya Monas agar tak merusak apa pun," katanya.

Sedangkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai penanggung jawab Formula E di Monas akan mencetak 1.500 pembatas jalan (barrier) untuk keperluan ajang balap mobil listrik itu.

Sampai Selasa (18/2), total barrier yang sudah tercetak 121 buah, dalam sehari target pencetakan 40 buah. Total pembuatan 1.500 barrier, kata Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo Hani Sumarno.

Pengerjaan pembuatan ​​​​barrier itu dilakukan di luar kawasan Jakarta tepatnya di kawasan Purwakarta, Jawa Barat.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Darwoto dalam media briefing "Jakarta E-Prix 2020", Jumat (14/2) mengatakan pencetakan barrier itu tidaklah mudah.

Dibutuhkan waktu selama tiga minggu untuk mengirim alat-alat pencetak barrier yang didatangkan dari Hongkong.

"Sekarang dikerjakan dan benar-benar diawasi oleh FEO (Formula E Organization)," kata Dwi.

Baca juga: Tim Kementerian LH dan Kehutanan cek bekas uji coba aspal Formula E

Barrier-barrier itu nantinya menjadi properti milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Selain itu, pengaspalan juga dilakukan oleh Jakpro yang direncanakan dimulai pada Maret 2020.

Orang Muda
Bila terlaksana, balap Formula E di Jakarta mengobati kerinduan penggemar Formula E. Penggemar Formula E di Indonesia diperkirakan mencapai 3,3 juta orang yang mayoritas berada Ibu Kota DKI Jakarta dan sekitarnya.

Data tersebut berdasarkan hasil riset dari Sport Management Database yang berbasis di Inggris.Dari jumlah tersebut, 54 persennya berasal dari kawasan DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat dengan usia yang jauh lebih muda dibandingkan dengan penggemar balap F1.

Ada lima aspek yang menjadi alasan warga Indonesia menyukai balap mobil bertenaga listrik itu. Mulai dari haus akan teknologi, kecintaan terhadap sesuatu yang ramah lingkungan, tawaran kemewahan, hingga kesukaan terhadap suatu merek mobil.
 
Tim asistensi Komisi Pengarah dari KLHK mengambil sampel aspal yang tersisa di kawasan uji coba oengaspalan untuk Formula E di silang Tenggara Monas, Rabu (26/2/2020) (ANTARA/ Livia Kristianti)

Biasanya yang menyukai Formula E anak-anak muda yang suka dengan teknologi yang canggih. Jadi tidak heran juga jika ada penawaran mereka akan mencari yang kualitasnya terbaik atau premium.

Formula E di Jakarta tentu akan menyenangkan para penggemar karena dapat menghadirkan suasana yang berbeda dari ajang balap lainnya. Salah satunya, tim "manufacturing" yang terlibat di Formula E lebih banyak dibandingkan F1.

"Kalau F1 manufacturing brand-nya cuma empat. Tapi kalau Formula E ini ada sembilan," ujar Dwi.

Nantinya, rute Formula E di Jakarta akan disesuaikan dengan standar Federation Internationale L'Automotive (FIA) dengan grade III.

Baca juga: OC Formula E klaim pengelupasan uji coba aspal berhasil

Sebanyak 12 tim dan 24 pebalap dipastikan bergabung dalam ajang yang menggunakan Jalan Medan Merdeka Selatan sebagai rute terpanjangnya.

Agaknya, ajang ini akan sangat menarik bagi kalangan muda tadi dan harapannya semoga memberi inspirasi bagi mereka agar bangsa ini bisa naik kelas dan sejajar dengan negara maju lainnya.

Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020