Penghitungan produksi padi maupun luas panen sawah di provinsi itu telah menggunakan kerangka sampel area (KSA).
Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan mencatat produksi padi di provinsi itu sebanyak 2,6 juta ton gabah kering giling pada 2019, turun 13,05 persen jika dibanding dengan produksi pada 2018.

Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Selasa, mengatakan penghitungan produksi padi maupun luas panen sawah di provinsi itu telah menggunakan kerangka sampel area (KSA).

“KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari BIG dan peta lahan baku sawah yang berasal dari Kementerian ATR/BPNuntuk mengestimasi luas panen padi,” kata dia.

Baca juga: Data produksi diumumkan, Luhut: tidak perlu berkelahi lagi soal impor

Endang mengatakan produksi gabah kering giling (GKG) tertinggi berada di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dan Ogan Komering Ilir (OKI).

“Namun, pada 2019 terjadi penurunan produksi pada Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dibandingkan dengan produksi 2018,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sumsel Ilfantria mengatakan penurunan produksi padi di Sumsel tidak terlepas dari kondisi alam sepanjang tahun lalu.

“Tahun 2019 ada kejadian musim kemarau yang panjang, ada juga asap [kebakaran hutan dan lahan]. Pertanaman 2019 terganggu sehingga berpengaruh terhadap produksi padi,” kata dia.

Baca juga: Dirut Bulog: Rastra tetap berjalan untuk penyerapan padi

Ilfantria menjelaskan kemarau panjang tersebut membuat petani tidak bisa melakukan pertanaman pada bulan Oktober. Sementara, kegiatan bersawah baru optimal pada November.

“Biasanya jika cuaca normal, Agustus-September bahkan sudah ada pertanaman. Apalagi secara tipografi lahan sawah di Sumsel mayoritas berada di lahan rawa,” kata dia.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020