Padang (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat mengawasi praktik penimbunan masker dan cairan antiseptik cuci tangan yang mulai hilang di pasaran di daerah itu setelah adanya dua warga Indonesia yang terjangkit virus corona

"Kita harap jangan ada penimbunan, apabila stok masker dan cairan antiseptik itu habis kan bisa ditambah," kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto di Padang, Selasa.

Menurut dia Kapolda Sumbar Irjen Pol Toni Harmanto secara khusus menugaskan personel untuk melakukan pengecekan ke lokasi penjualan kedua alat kesehatan tersebut.

"Pengawasan ini dilakukan agar ketersediaan masker dan antiseptik mudah didapatkan masyarakat," kata dia.

Ia mengatakan pihak Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) juga akan melakukan pengawasan secara digital yang memanfaatkan situasi untuk mencari keuntungan yang besar

"Kita imbau distributor agar tidak melakukan penimbunan dan memanfaatkan situasi ini. Kita dapat proses secara hukum jika ada penimbunan," kata dia.

Sebelumnya sejak kehebohan wabah virus corona peredaran masker di Padang, Sumatera Barat menjadi langka.

Seorang warga Rahma Dika (20) mengeluhkan tidak menemukan masker di sejumlah apotek, di Kota Padang.

"Sudah belasan apotek yang saya temui, dan setiap apotek tersebut mengatakan stok maskernya habis," kata dia.

Ia memang membutuhkan masker tersebut karena alergi debu. Sehingga saat bermotor, ia harus mengenakan masker untuk menghalangi debu yang masuk ke hidungnya.

Seorang penjaga apotek di Tarandam, Padang Muhammad Ridwan mengatakan kelangkaan masker tersebut sudah terjadi semenjak tiga minggu yang lalu.

Bahkan sebelum langka, harga masker di Padang naik drastis mencapai Rp250.000 per kotak dari harga biasanya hanya Rp26.000 per kotak, kata dia.

Kenaikan harga masker tersebut terjadi sejak maraknya pemberitaan wabah virus corona yang melanda China.

"Semenjak virus corona harga masker mencapai Rp3.000 per helai dibandingkan sebelumnya hanya Rp1.000 per lembar," kata dia.

Ia mengatakan kelangkaan dan mahalnya harga masker di apotek di Padang disebabkan karena pasokan masker itu kurang dari distributor.

Bahkan dia mengatakan sampai saat ini masih banyak pembeli yang menanyakan ketersediaan masker ke apoteknya. Namun stok masker di apotek tersebut sudah kosong.

"Ada juga pembeli yang tidak percaya," kata dia. Mungkin mereka kira kami menyimpannya. Akan tetapi memang sudah tidak ada lagi stoknya," kata dia.

Baca juga: Kemenkes: Tegur bila orang yang batuk pilek tak pakai masker

Baca juga: Pemprov gandeng Polda Jateng tindak penimbun masker

Baca juga: BPKN minta pelaku usaha tidak timbun masker


 

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020