Jangan kita seakan-akan kehilangan pegangan atau besok akan kiamat
Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan kepanikan masyarakat yang mulai memborong persediaan kebutuhan makanan dan minuman setelah adanya kasus COVID-19 pertama di Indonesia sebagai bentuk frustasi dan keliru.

"Jangan kita seakan-akan kehilangan pegangan atau besok akan kiamat," kata Wakil Ketua Umum MUI Pusat, KH Muhyiddin Junaidi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, cara atau tindakan yang dilakukan masyarakat memborong persediaan makanan dalam jumlah besar merupakan bentuk frustrasi dan keliru. MUI berpendapat dari pada membeli pasokan makanan dalam jumlah besar, sebaiknya mengedepankan imunitas tubuh.

"Kenapa kita harus seperti itu menyetok barang-barang. Sebaiknya meningkatkan daya tahan tubuh," katanya.

Menurut dia, di Tanah Air cukup banyak obat herbal yang diyakini bisa menangkal virus corona baru tersebut, di antaranya jahe, kunyit dan sejenisnya. Apalagi virus itu disebut bisa mati apabila suhu tubuh badan mencapai 27 hingga 28 derajat Celsius.

Selain itu, MUI juga mengimbau agar masyarakat menjauhi pusat keramaian apabila hal tersebut tidak terlalu penting. Karena, bisa saja di antaranya keramaian tadi ada orang yang sudah terpapar virus corona baru. 

Termasuk pula apabila ada aktivitas organisasi masyarakat (ormas) yang ingin melakukan kegiatan sebaiknya ditunda dulu. Namun, jika kegiatan dilaksanakan di tempat yang terjamin higienis maka tidak masalah.

Saat ini, ujar dia, sebagian negara-negara juga melarang adanya pertemuan yang dihadiri oleh massa dalam skala besar di antaranya pertandingan sepak bola, konser dan sebagainya.

"Di Italia, Inggris bahkan di Iran shalat Jumat pun ditunda, ditiadakan karena mereka khawatir," katanya.

Terakhir MUI mendoakan agar tidak ada lagi kasus COVID-19 di Tanah Air dan negara-negara lain. Namun, masyarakat diimbau melakukan bacaan doa Qunut Nazilah atau doa yang dibacakan untuk menangkal turunnya malapetaka.
 

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020