Denpasar (ANTARA) - Badan Rumah Sakit Umum (BRSU) Daerah Tabanan sebagai salah satu RS rujukan di Bali telah menyiagakan SDM yang tergabung dalam Tim COVID-19 dan fasilitas berupa ruang isolasi lengkap dengan prosedurnya untuk penanganan jika ada pasien COVID-19.

"Kesiapan kan sudah dari dulu dilakukan dari SDM-nya, orang-orangnya juga sudah cukup yang tergabung dalam Tim COVID-19, personel disiapkan lengkap, prosedurnya sudah disiapkan, ruangan juga ada dua dengan tujuh tempat tidur, dan obat-obatan juga cukup," kata Direktur BRSU Kabupaten Tabanan, dr. I Nyoman Susila dikonfirmasi melalui telepon di Denpasar, Rabu.

Ia menjelaskan untuk petugas medis yang tergabung dalam Tim COVID-19 itu, terdiri dari dokter spesialis sekitar lima sampai enam orang dan akan disesuaikan jumlahnya dengan kondisi, lalu ada pendukungnya seperti petugas bagian radiologi, laboratorium, anestasi, rontgen, gizi, dan farmasi.

Baca juga: Tujuh orang suspect COVID-19 diisolasi di RSPI Sulianti Saroso

dr. Susila mengatakan perawat yang berjaga setiap harinya ada delapan orang. Jika dalam kondisinya nanti meningkat akan ada penambahan petugas medis lainnya.

Sedangkan terkait dengan penanganan pasien yang memiliki tanda - tanda COVID-19, Ia menjelaskan bahwa sudah ada prosedur standarnya, jika memang pasien tersebut ada tanda - tanda mengarah ke COVID-19 dan dikirim ke Tabanan maka mulai akan disiapkan jalur khusus masuk.

"Ada jalur rujukan lewat pintu mana itu akan disiapkan dan pengamanan pintu masuk akan dijaga pihak security agar tidak membahayakan pasien lain. Selain itu juga, pengamanan kepada pengunjung untuk menjamin keamanan pasien dan juga karyawan itu penting. Sehingga dengan adanya prosedur, saat transfer pasien itu tidak akan membahayakan pasien - pasien lainnya dan tidak membahayakan karyawan,"jelasnya.

Baca juga: Dinkes Metro siagakan fasilitas kesehatan untuk cegah virus corona

Ia mengatakan untuk kesulitan yang dialami saat ini yaitu stok masker yang mulai sulit dicari. "Kalau kita untungnya ada stok, namun jika nantinya memang membutuhkan bisa meminta ke pihak Provinsi karena pihak Provinsi juga sudah antisipasi terkait hal tersebut melalui Dinkes," ucapnya.

Ia mengatakan bahwa penyakit ini sistem penularannya melalui kontak dekat dan tidak semudah itu juga dapat tertular jika tetap mengikuti prosedur yang berlaku.

"Tidak usah panik dan ikuti imbauan yang sudah disebarkan secara resmi di RS dan Kemenkes. Pada intinya kita semua tetap harus menjaga pola hidup sehat, lalu kapan kita menggunakan masker karena tidak serta merta menggunakan masker. Kalau sakit batuk, pilek ya pakai masker, yang sehat ya tidak perlu cukup menghindari saja," jelasnya.

Menurut dr Susila, seringkali virus itu berada di tempat - tempat yang sering dilakukan kontak seperti meja, tempat duduk, gagang pintu dan sebagainya jadi biasakan cuci tangan, dan untuk tidak langsung menyentuh bagian - bagian inti pada wajah.

"Untuk di RS, walaupun di RS merawat pasien yang masih dalam pengawasan COVID-19, tetap berupaya agar pasien tersebut tidak membahayakan pasien lain. Jangan takut ke RS, biasa saja. Tindakan antiseptik dan pencegahan sudah dilakukan dengan baik," katanya.

Baca juga: Pelajar Muhammadiyah kampanyekan pencegahan COVID-19
Baca juga: Satu kru Diamond Princess belum tinggalkan KRI Soeharso karena batuk
Baca juga: JK sebut belum perlu isolasi daerah untuk cegah penyebaran Covid-19

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020