Jerusalem (ANTARA News) - Roket ditembakkan dari Jalur Gaza oleh pejuang Palestina meledak di Israel selatan pada Sabtu, tapi tidak mengakibatkan kerusakan atau luka, kata sumber tentara.

Seperti dilaporkan AFP, roket itu meledak di daerah industri di kota Ashkelon, kata sumber tersebut.

Serangan roket terjadi, meskipun gencatan senjata dinyatakan pada 18 Januari setelah serangan tiga pekan Israel atas Jalur Gaza, yang menewaskan 1.330 orang Palestina.

Sebelumnya, pada Sabtu, Israel menembaki Libanon selatan sesudah roket menghantam wilayahnya dalam baku tembak balas dendam melintasi perbatasan tegang mereka, kata sumber kedua pihak.

Perdana Menteri Lebanon Fuad Siniora mengutuk serangan senjata berat Israel ke wilayah Libanon itu.

Fuad Siniora menyatakan serangan tersebut mengancam ketenangan dan keamanan negerinya serta merupakan pelanggaran terhadap Resolusi 1701 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Israel menyatakan negara Yahudi itu menembakkan senjata berat ke wilayah Libanon sebagai "tanggapan atas roket, yang ditembakkan dari Libanon selatan".

Hizbullah menyatakan unsur pejuang Syiah Lebanon tersebut tak memiliki keterangan mengenai serangan itu.

Jurubicara Hizbullah,Ibrahim Moussavi, menyatakan Hizbullah tak memiliki kaitan dengan penembakan roket ke wilayah Israel utara tersebut.

Tentara Libanon menyatakan menemukan dua peluncur roket dari kayu di daerah Qleileh-Mansouri di bagian selatan Tirus.

Roket terahir, yang diluncurkan dari Libanon ke wilayah Israel, ditembakkan pada 8 Januari, ketika kelompok gerilyawan Palestina menyatakan kelompok tersebut menyerang Israel sebagai tanggapan atas gempuran kejam tentara Yahudi ke daerah kantung, yang dikuasai pejuang Hamas, Jalur Gaza.

Penembakan roket pejuang Gaza dan serangan udara Israel berlangsung sporadis sejak 18 Januari, ketika Israel dan Hamas memberlakukan gencatan senjata secara terpisah.

Israel dikecam masyarakat dunia atas kematian, yang ditimbulkannya dalam perang di Gaza itu.

Pasukan Israel meninggalkan Jalur Gaza setelah daerah pesisir itu hancur akibat gempuran 22 hari tersebut. Mereka menyelesaikan penarikan pasukan dari wilayah kekuasaan Hamas itu pada 21 Januari.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009