"Kalau Covid-19, dokter yang terlibat garda terdepan adalah dokter ahli paru-paru. Kita punya tujuh orang spesialis paru-paru, konsultan, yang memang masuk dalam tim inti untuk menangani virus corona," kata Direktur RS Zainoel Abidin Azharuddin
Banda Aceh (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh menyatakan telah menyiapkan tujuh orang dokter ahli paru-paru yang menjadi garda terdepan dalam penanganan medis ketika terdapat pasien suspect virus corona (Covid-19) di Provinsi Aceh.

"Kalau Covid-19, dokter yang terlibat garda terdepan adalah dokter ahli paru-paru. Kita punya tujuh orang spesialis paru-paru, konsultan, yang memang masuk dalam tim inti untuk menangani virus corona," kata Direktur RS Zainoel Abidin Azharuddin di Banda Aceh, Rabu.

Selain itu pihak RS Zainoel Abidin juga menyiagakan dokter penunjang yakni ahli radiologi guna melakukan rontgen paru-paru pasien, ahli dokter patologi klinik, serta ahli mikrobiologi yang akan lakukan swab tenggorokan pasien.

"Hasil swab akan dikirim ke Jakarta (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) untuk diperiksa positif (Covid-19) atau tidak," katanya.
Baca juga: 13 TKA China di Nagan Raya Aceh yang dikarantina tidak terpapar corona

Ia mengatakan hingga sekarang di Indonesia hanya dua orang warga Depok Jawa Barat yang telah dinyatakan positif terjangkit Covid-19 oleh Badan Litbangkes tersebut berdasarkan pemeriksaan hasil swab.

"Tapi misalnya pasien diantar ke kita swabnya belum terbukti positif, masih suspect, itu visa saja dia hanya flu biasa. Tetapi kalau ada riwayat pulang dari luar negeri, agar semua merasa aman, itu kita observasi selama dua minggu," katanya.

Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu resah. RS Zainoel Abidin menyatakan siap menangani ketika ada warga Aceh yang terjangkit Covid-19. Dengan perlatan medis yang ada, tujuh dokter ahli paru-paru, 18 orang perawat yang telah mendapatkan pelatihan khusus menggunakan alat pelindung diri (APD).

"Mereka petugas medis sudah teruji pada 2002, 2003 saat virus mers dan sars dulu juga petugas yang sama, kami tidak melarikan diri dari persoalan ini. Ada sering menanyakan apa RSUDZA bisa menangani itu, kami sangat siap melakukan penanganan Covid-19 itu," katanya.
Baca juga: ASITA Aceh: Sabang waspadai wisman kapal pesiar terjangkit corona
Baca juga: Cegah virus corona, Sabang minta BPKS tunda kedatangan kapal pesiar


Dia menjelaskan terdapat beberapa gejala yang dirasakan seseorang terjangkit virus corona, yakni seseorang yang pulang bepergian dari luar negeri, kemudian batuk, filex, flu berat, serta kondisi tubuh lemah dan lesu.

"Gejala dini yang umum seperti flu berat dan ada riwayat pulang luar negeri, itu baru disebut suspect, dianggap terjangkit virus corona, atau jangan-jangan ini hanya memang flu biasa," katanya.

Maka untuk menjawab keraguan itu, perlu dirujuk ke RZ Zainoel Abidin. Tentu setelah pihaknya mendapat laporan dari petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) jika seseorang memenuhi kriteria gejala tersebut.

Oleh karena itu, dia menambahkan, pihak rumah sakit juga telah menyiapkan sistem penanganan yang baik, mulai dari penjemputan seseorang yang dianggap suspect menggunakan ambulan khusus, hingga membawa ruang isolasi khusus, tanpa dicambur dengan pasien lainnya.

"Kita akan lakukan penanganan sesuai standar. Publik harus tahu Zainoel Abidin telah menyiapkan fasilitas khusus untuk merawat Covid-19, yaitu di (gedung) RS Zainoel Abidin lama. Sangat penting untuk melindungi, baik petugas dan semua masyarakat," katanya.
Baca juga: Warga diimbau tak resah sekembalinya mahasiswa Aceh dari Natuna
Baca juga: WNI positif Covid-19, DPRA minta eksekutif siapkan langkah konkret

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020