Jakarta (ANTARA) - Pemenang Nobel Laureate Lecture Prof. Bernard Lucas Feringa dari Universitas Groningen di Belanda memotivasi para peneliti dan masyarakat Indonesia untuk meneliti menghasilkan invensi (penemuan) dan inovasi.

"Tetaplah berani melangkah. Setiap langkah kecil itu penting. Anda tidak akan pernah tahu jika langkah kecil Anda, kontribusi kecil itu dapat mengubah dunia dalam 20 tahun dari sekarang," kata Bernard dalam kuliah umumnya di di Auditorium BJ Habibie Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta Pusat, Rabu.

Kuliah Umum Nobel Laureate Lecture Prof. Bernard L. Feringa dihadiri antara lain Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro dan mahasiswa Indonesia.

Baca juga: Peraih Nobel Handke 'dipersona non grata' di Sarajevo

Baca juga: Akademi Swedia pertahankan keputusan soal pemenang Nobel Sastra 2019

Baca juga: Peraih Nobel: Migrasi ke eksoplanet itu ide bodoh


Bernard mendapat Penghargaan Nobel untuk bidang kimia tahun 2016 atas hasil karyanya yang berkaitan dengan desain dan sintesis dari mesin molekuler.

Pria kelahiran 18 Mei 1951 itu mengatakan suatu penemuan dan teknologi top yang dihasilkan tentunya telah melalui proses dan perjalanan panjang. Setiap perkembangan dari masa ke masa dapat mempengaruhi masa depan.

Dalam perjalanan panjang itu, banyak hal bisa terjadi, yakni kegagalan, "tersesat", kesalahan, dan harus memulai lagi, tapi semua itu, kata Bernard, adalah normal.

"Inilah ilmu pengetahuan. Ini adalah pengembangan. Kita harus menemukan cara baru, hal baru dan teknik baru. Tentu kita harus menghadapi ketidakpastian," tutur pakar kimia organik itu.

Sebagai contoh, telepon pintar yang kini mudah dan banyak dipakai masyarakat di seluruh dunia merupakan perkembangan yang berasal dari investasi ilmu pengetahuan dari masa lalu dan yang berkembang dari masa ke masa.

Dalam kuliah bertema The Joy of Discovery, Bernard mengatakan kegagalan yang terjadi adalah hal yang wajar, namun tiap orang harus memiliki tekad kuat dan usaha yang gigih untuk mencapai tujuan, demikian juga bagi para peneliti maupun calon penemu.

"Kalian (mahasiswa) cerdas dan bertalenta. Gunakan talenta kalian dan jangan takut. Tentu saja saya juga mengalami banyak kegagalan tapi kita harus tetap maju," tuturnya.*

Baca juga: PM Ethiopia Abiy Ahmed terima Penghargaan Nobel Perdamaian 2019

Baca juga: Nobel Kesusastraan diraih Peter Handke, Olga Tokarczuk

Baca juga: Dipakai ponsel hingga mobil, penemu baterai lithium-ion sabet Nobel


Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020