Jakarta (ANTARA) - Kapten tim Piala Davis Indonesia Febi Widhiyanto mengungkapkan bahwa masuknya petenis muda Gunawan Trismuwantara untuk pertandingan melawan Kenya sesuai dengan kebutuhan tim.

"Selama ini kalau saya lihat dari kriteria-kriteria yang ada, Gunawan paling masuk dengan kebutuhan tim. Baik dari peringkat ITF dia, peringkat nasionalnya," kata Febi saat ditemui setelah konferensi pers praundian Piala Davis melawan Kenya di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Febi anggap Christo dibutuhkan sebagai sosok pemimpin tim

Gunawan yang berada di peringkat 20 pada daftar peringkat ITF Junior terkini tidak masuk tim saat Indonesia takluk 1-3 dari Selandia Baru pada pertandingan Piala Davis November tahun lalu.

Saat itu, Febi memberi kesempatan masuk tim kepada dua pemain muda, yakni Rifki Fitriadi dan ARi Fahresi.

Selain Gunawan, Indonesia mengandalkan Christopher Rungkat, David Susanto, dan Rifki Fitriadi untuk pertandingan Grup 2 Piala Davis melawan Kenya, yang akan dimainkan pada Jumat dan Sabtu (6-7/3) mendatang.

Baca juga: Piala Davis, Indonesia targetkan kemenangan atas Kenya

Meski mendapat kesempatan masuk tim Piala Davis, Febi mengingatkan bahwa posisi Gunawan dan rekan-rekan setimnya belum aman. Posisi mereka di timnas masih dapat digantikan petenis lain seandainya mereka gagal mempertahankan level permainan.

"Tidak menutup kemungkinan kalau tahun depan prestasi pemain-pemain ini menurun, kita akan degradasi dan ganti dengan pemain lain," ujarnya.

Febi memaparkan bahwa PP PELTI (Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia) memanggil sepuluh petenis untuk disaring masuk tim Piala Davis, yang terdiri dari enam petenis senior dan empat petenis junior. Dari pantauan dan penilaian yang dilakukannya, ia kemudian memutuskan untuk membentuk tim dengan mengandalkan empat pemain di atas.

Baca juga: Bertanding di Indonesia, kapten Kenya tidak cemaskan virus corona

Menyinggung calon lawan Indonesia, yakni Kenya, Febi menuturkan bahwa dirinya pun masih buta dengan kekuatan lawan.

"Kita masih buta kekuatan mereka. Kalau dengan lawan-lawan sebelumnya saya masih bisa tahu track record-nya, kalau yang sekarang saya belum tahu sama sekali. Ini akan ramai nih," kata pria 40 tahun itu.

Saat disinggung perihal lapangan keras yang lebih familiar dengan tim Indonesia, Febi menganggap hal itu tidak terlalu banyak memberi keuntungan.

"Mungkin mereka banyak (main) di clay (lapangan tanah liat), tapi kan para petenisnya banyak ikut turnamen di lapangan keras juga. Pasti para pemainnya juga sudah melakukan persiapan untuk tampil di lapangan seperti ini."

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020