Jakarta (ANTARA) - Inovasi sistem kemudi poros ganda (DAS) yang dibawa Mercedes ketika tes pramusim di Barcelona dipandang direktur pelaksana Formula 1 Ross Brawn sebagai potret balapan F1 yang klasik.

Sistem dual-axis steering ini memungkinkan pebalap mengubah sudut pijakan ban depan ketika melaju di lintasan lurus dan tikungan dengan menarik dan mendorong kemudi selain hanya memutarnya.

FIA pun tak mendapati Mercedes melanggar regulasi musim ini namun akan melarang penggunaan DAS pada musim depan.

"Saya melihatnya dari kejauhan dan senang karena ini adalah Formula 1 yang klasik," kata Brawn seperti dikutip Reuters, Rabu.

Sebelum menjadi direktur di F1, Brawn adalah mantan direktur teknik Ferrari dan sempat mengepalai tim Honda dan Mercedes juga pada 2009 memenangi gelar juara dunia bersama Brawn GP.

Baca juga: Verstappen dan kesan pertama setelah jajal sirkuit Zandvoort

"Seseorang datang dengan inovasi, mereka yakin jika itu benar dan diizinkan dan ada tim lain yang merasa itu salah dan melanggar aturan kemudian ujian sebenarnya akan datang di Melbourne."
 


F1 selalu menantang tim melakukan inovasi dan mencari celah dalam regulasi yang berlaku setiap musim dan tak jarang tim lawan melayangkan protes kepada steward dan memberikan argumen mereka.

Baca juga: Mercedes bidik jejak karbon nol pada 2020

Steward kemudian membuat keputusan yang bisa dilawan dengan mengajukan banding.

"Itu terjadi terus. Dan saya telah terlibat dalam banyak argumen selama ini jadi saya terhibur melihatnya," kata Brawn.

Seperti ketika Brawn GP mencuri perhatian pada 2009 dengan inovasi diffuser ganda yang membawa Jenson Button memenangi enam dari tujuh balapan pertama musim itu sebelum para rival mengejar.

Komplain resmi dari para rival sebelum seri pembuka di Melbourne tidak diterima, demikian pula banding mereka.

DAS akan menjalani debutnya pada balapan ketika Sirkuit Albert Park di Melbourne menggelar seri pembuka 15 Maret nanti.

Baca juga: Tujuh tim Formula 1 keberatan dengan hasil investigasi FIA ke Ferrari

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020