Jakarta (ANTARA) - Produsen otomotif asal Jerman, BMW mengakui adanya penurunan penjualan di China pada awal tahun ini karena wabah virus corona. Meski demikian, BMW tetap​​​ optimis terhadap target global mereka tahun ini yaitu meningkatkan penjualan mobil penumpang.

Meski mengalami dampak penjualan, pabrikan otomotif asal Jerman ini masih diuntungkan dengan tidak memiliki gangguan pasokan untuk produksi global mereka.

"Ada dampak yang signifikan di China," kata Chief Executive BMW, Oliver Zipse yang dikutip dari Reuters, Kamis.

Oliver Zipse mengatakan, perlambatan penjualan ini akan berlangsung hingga Maret. Menurut dia, masih terlalu dini untuk membuat prediksi apakah BMW akan gagal memenuhi target penjualan globalnya.

"Kami tidak melihat dampak di luar Tiongkok. Kami berpegang teguh pada target kami untuk setidaknya ada sedikit pertumbuhan dalam penjualan mobil global," kata Zipse.

BMW, yang memiliki pabrik di China, Amerika Serikat dan Eropa, mengatakan rantai pasokan globalnya tidak terganggu oleh larangan perjalanan dan kemacetan logistik yang disebabkan oleh virus corona.

"Kami hanya memiliki visibilitas jangka pendek. Persediaan telah diamankan selama tiga minggu ke depan," tutup Zipse.

Baca juga: Jenewa Motor Show batal, pabrikan putar otak cari tempat peluncuran

Baca juga: Penjualan mobil di Eropa turun

Baca juga: BMW pastikan bakal boyong mobil listrik baru jelang Formula E
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020