kami belum melakukan tanggap darurat bencana
Kulon Progo (ANTARA) - Puluhan rumah di Kecamatan Lendah dan Temon di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur wilayah ini sejak Rabu (4/3) hingga Kamis siang.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulon Progo Edi Wibowo di Kulon Progo, Kamis, mengatakan ada dua sekolah yang terendam banjir, yakni SD Bonosoro (Kecamatan Lendah) dan SMK Negeri Kelautan Temon, serta puluhan rumah warga yang terendam banjir akibat luapan saluran irigasi.

"Saat ini, dua sekolahan yang terendam banjir sudah terkondisi, sedangkan rumah warga masih menunggu air menyusut," kata Edi.

Baca juga: Sejumlah desa pedalaman Barito Utara dilanda banjir bandang
Baca juga: Air meluap, tanggul Sungai Angin di Banyuma jebol


Ia mengatakan dalam hujan yang mengguyur wilayah ini juga menyebabkan 33 kejadian, mulai dari pohon tumbang, banjir yang merendam puluhan rumah warga, tanah longsor yang mengenai rumah warga dan akses jalan.

Kondisi rumah warga yang terendam banjir di Kecamatan Lendah ketinggian air paling tinggi 30 centimeter. Kondisi ini masih dalam kondisi aman, belum mengkhawatirkan, hanya saja masyarakat agar selalu menjaga kesehatan.

"Sejauh ini kami belum melakukan tanggap darurat bencana karena masih masuk kategori aman," katanya.

Wali Kelas VI SD Banasara Sukirman, mengatakan, air masuk ke lingkungan SD Banasoro pada Kamis dinihari sekitar 04.00 WIB dan menyebabkan empat ruangan kelas, satu ruang kegiatan dan mushola terendam banjir.

Akibatnya siswa kelas 1 hingga kelas V, terpaksa tidak masuk sekolah dan diminta belajar di rumah. Sementara untuk kelas VI, tetap di sekolah untuk mengikuti latihan ujian tingkat kecamatan yang pertama.

"Ada 20 siswa yang mengikuti latihan ujian hari keempat untuk mata pelajaran Agama Islam. Siswa akhirnya harus memakai ruang kelas V," ujar Sukirman.

Baca juga: Tim SAR belum temukan korban banjir diLore Barat yang hilang
Baca juga: 951 korban banjir bandang Lore Barat ditampung di kantor camat


Selain banjir, sebuah pohon akasia ambruk dan menimpa sebuah ruang kegiatan di sekolah tersebut dan harus dibersihkan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kulon Progo, Polsek Lendah, PMI Kulon Progo dan lainnya.

Sukirman menjelaskan, banjir di SD Banasara rutin terjadi saat hujan turun dalam jangka waktu yang lama. Tanggul sungai yang ada depan sekolah dinilai kurang tinggi, sehingga saat air meluap maka akan masuk ke sekolah. Sebagai antisipasi banjir, pada tahun 2019, sudah dapat bantuan dari dinas untuk meninggikan ruang kelas.

"Kami masih menunggu bantuan selanjutnya karena masih ada ruangan yang kurang tinggi. Selain itu kami juga mengamankan buku dan alat elektronik," katanya,

Baca juga: Banjir bandang terjang Bolaang Mongondow Raya, Baznas berikan bantuan
Baca juga: Basarnas kerahkan personil evakuasi korban banjir bandang di Poso

Pewarta: Sutarmi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020