Beijing (ANTARA News) - China meminta pemilik ilegal barang antik bersejarah agar mengembalikan benda tersebut.

"Kami tegaskan bahwa kepemilikan barang bersejarah milik China secara ilegal adalah bentuk pelanggaran dan untuk itu harus dikembalikan kepada China," kata Jurubicara Kementrian Luar Negeri China Ma Zhaoxu, dalam keterangan pers berkala, di Beijing, Selasa.

China menghimbau kepada pihak-pihak di luar negeri yang selama ini masih memiliki benda-benda bersejarah dan berharga milik China secara ilegal agar segera mengembailkan  kepada pemerintah China.

Sebelumnya, sebuah tim yang terdiri 18 pengacara China, menulis surat ke 'Christie's Paris', yang berisi agar balai lelang itu membatalkan rencana penjualan dua perunggu peninggalan sejarah, yang dicuri dari sebuah tempat tua di Beijing.

Dia mengatakan benda bersejarah yang akan dilelang tersebut merupakan benda yang dicuri oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, sehingga harus dikembalikan kepada pemerintah China.

"Pihak China telah menyampaikan permohonan untuk mengembalikan, mengingat benda bersejarah itu adalah hasil perampokan sehingga harus dikembalikan ke China," kata Zhaoxu.

Dua barang bersejarah dari Dinasti Qing (1644-1911) berupa seni pahat kelinci perunggu dan kepala tikus, akan di lelang oleh 'Christie's Paris' pada 23-25 Februari. Balai lelang mengharapkan bisa meraih masing-masing delapan juta hingga 10 juta euro atau sekitar US$10,4 juta hingga US$13 juta.

Liu Yang, seorang pengacara yang menangani kasus itu, seperti dikutip Xinhua, mengatakan tim pengacara telah mengirim surat ke perwakilan Christie di China melalui email. Surat juga disampaikan ke markas besar Christie`s yang berada di Prancis.

Liu mengatakan, para pengacara berharap agar 'Christie's' dapat berpikir kembali mengenai rencana penjualan barang bersejarah China tersebut, menarik dari lelang dan membujuk pemilik barang curian tersebut untuk mengembalikan ke China.

Dua perunggu berharga dan bersejarah tersebut dicuri dari Yuanmingyuan, terletak di Istana Kerajaan Musim Panas Beijing.

Para pencuri mengambil ketika terjadi suatu kebakaran saat terjadinya perang candu kedua tahun 1860. Kelinci dan kepala tikus perunggu tersebut baru-baru ini dimiliki oleh yayasan 'Pierre Berge-Yves Saint Laurent' dan diambil untuk dilelang oleh Pierre Berge.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009