Kami akan kerja sama dengan Bank Indonesia. Kami fokus pada tiga, salah satunya kerajinan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian akan mengidentifikasi industri kerajinan dari hulu, yakni pencarian bahan baku, hingga ke hilir atau produk kerajinan yang sudah siap pakai melalui sistem bernama Six Sigma.

“Kami akan kerja sama dengan Bank Indonesia. Kami fokus pada tiga, salah satunya kerajinan. Nah, ini akan saya gabungkan dengan Lean Six Sigma, bagaimana industri kerajinan ini menerapkan industri 4.0 bahkan 5.0,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibaningsih di Jakarta, Kamis.

Melalui sistem tersebut, Kemenperin akan melihat rantai pasok atau supply chain daripada industri kerajinan di Indonesia.

Baca juga: Gara-gara Corona, pertumbuhan ekspor industri kerajinan direvisi

Gati memaparkan bahwa Kemenperin akan mengidentifikasi mulai dari bahan baku dari kerajinan itu sendiri, terutama untuk produk anyaman.

Dalam hal ini, Kemenperin akan mendorong penggunaan bahan baku dari bambu dan rotan, di mana Indonesia memiliki dua bahan baku tersebut dalam jumlah berlimpah.

“Kita punya kekuatan di sini, bambu kita banyak, rotan juga. Meskipun China punya bambu juga, Jepang juga tapi dibudidaya jadi tidak bisa, Indonesia unggul dalam hal ini,” ungkap Gati.

Baca juga: Kemenperin beri diskon 30 persen pembelian mesin IKM

Selanjutnya, Kemenperin akan melihat kondisi sumber daya manusia (SDM) yang tersedia, apakah dibutuhkan pembinaan untuk meningkatkan keahlian, atau perlu regenerasi.

Kemudian, Kemenperin juga ingin mengetahui permesinan yang dibutuhkan industri kerajinan di Indonesia, sehingga apabila dibutuhkan dukungan, maka Kemenperin dapat mengakomodasi hal itu.

Terakhir, yakni terkait logistik atau pengiriman barang ke pelanggan. Hal ini juga menjadi perhatian Kemenperin, mengingat industri kerajinan membutuhkan dukungan logistik mumpuni.

Dengan demikian, lanjut Gati, industri kerajinan nasional dapat lebih mengembangkan sayapnya ke pasar internasional untuk menggenjot kinerja ekspor, yang tahun ini dipatok sama dengan tahun lalu, yakni sebesar 2,5 persen.

Baca juga: Kemenperin sebut telah siapkan strategi pengembangan IKM 2020

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020