Kepala BKPM menyampaikan bahwa di tengah ancaman wabah Covid-19 di dunia
Jakarta (ANTARA) - Di tengah wabah Virus Corona baru (Covid-19) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Kamis (5/3) menerima delegasi dan misi investasi perusahaan besar asal Korea Selatan yang menyatakan minatnya berinvestasi di bidang cold storage dan industri aspal di Indonesia Timur.

Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi yang mendampingi Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam pertemuan itu mengungkapkan minat tersebut memberi sinyal optimistisme terhadap investasi di Indonesia di tengah mewabahnya Covid-19.

"Kepala BKPM menyampaikan bahwa di tengah ancaman wabah Covid-19 di dunia, rencana investasi ini menunjukan bahwa Indonesia masih menjadi maskot bagi perusahaan asing dan dalam negeri terus melakukan investasi di Indonesia. Sinyal ini memberikan optimisme akan capaian realisasi investasi tahun 2020 meskipun wabah Covid-19 sudah melanda Indonesia," kata Imam dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Saat ini baik Korea Selatan maupun Indonesia tengah menghadapi ancaman wabah Virus Corona. Meski demikian, minat dari investor untuk melakukan kunjungan terkait investasi di kedua negara belum mengalami penurunan.

Baca juga: BKPM akui kegiatan investasi terdampak COVID-19

Imam mengatakan investor Korea Selatan mengincar pembangunan cold storage maupun industri aspal di wilayah Indonesia Timur.

Rencana investasi cold storage ini sangat berdampak tidak hanya bagi industri makanan dan minuman serta industri perikanan, namun juga bagi para nelayan dan petani.

"Fasilitas cold storage yang akan dibangun akan menggunakan teknologi pendinginan paling mutakhir dengan suhu minus 150 derajat celsius sehingga akan sangat membantu produk-produk menjadi lebih awet. Di samping itu, teknologi ini juga ramah lingkungan sehingga tidak merusak wilayah sekitarnya," terangnya.

Baca juga: Presiden perintahkan cari terobosan, tekan dampak Corona pada ekonomi

Sementara itu, untuk investasi aspal di Kawasan Timur Indonesia tentunya akan bermanfaat bagi neraca perdagangan Indonesia lantaran sebesar 80 persen produk aspal nasional masih diimpor.

Investasi itu juga tidak hanya membuka lapangan kerja namun juga merupakan substitusi produk impor.

"Nilai manfaat yang diberikan dari investasi ini akan berlipat-lipat. Inilah yang harus kita kupas dari sebuah minat investasi. Tidak hanya angka investasinya, namun juga kualitasnya, bagaimana manfaatnya kepada masyarakat," katanya.

BKPM menegaskan akan mengawal rencana investasi tersebut hingga terealisasi. Lembaga itu juga memastikan kedua rencana investasi tersebut tidak hanya memberikan nilai tambah (multiplier effect) yang tinggi, namun juga akan memberdayakan ekonomi lokal.

"BKPM akan meminta kepada perusahaan untuk bermitra dengan pengusaha nasional di daerah. Daerah tentu bisa menjadi bagian dari supply chain-nya," pungkas Imam.

Baca juga: Menko Airlangga minta segera perbankan implementasikan kebijakan BI


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020