Kalau sudah ada pemenang lelang ya secepatnya
Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog mendapat penugasan impor gula mentah atau raw sugar sebesar 29.750 ton yang akan digunakan sebagai bahan baku Gula Kristal Putih (GKP) untuk konsumsi.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog Bachtiar mengatakan penugasan impor gula ini diputuskan dalam rapat koordinasi pangan dan perdagangan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Jumat ini.

"Kami tadi dapat 29.750 ton impor gula mentah. Kami akan langsung umumkan," kata Bachtiar di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Jumat.

Bachtiar menjelaskan Perum Bulog pada Jumat ini langsung mengumumkan lelang gula mentah agar proses impor dapat segera dilakukan.

Ia berharap komoditas gula mentah tersebut dapat masuk ke Indonesia sebelum Ramadhan yang jatuh pada akhir April 2020, guna mengantisipasi gejolak harga karena permintaan konsumsi.

Agar proses pengiriman gula lebih cepat, Bulog mempertimbangkan akan mengimpor dari negara yang berdekatan, seperti Thailand, Australia, dan India.

"Kalau sudah ada pemenang lelang ya secepatnya. Sebelum Ramadhan kalau bisa. Hari ini kami umumkan, kalau sudah ada yang daftar langsung (proses)," kata Bachtiar.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjelaskan Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor (PI) untuk komoditas gula kristal mentah (GKM) sebanyak 438.802 ton sebagai bahan baku Gula Kristal Putih (GKP) yang dikonsumsi masyarakat.

Menurut Agus, penerbitan izin impor bertujuan menjamin pasokan kebutuhan gula konsumsi hingga Lebaran pada Mei 2020. Selain itu, impor gula dilakukan untuk menekan harga komoditas tersebut yang kian melambung.

"Permohonan masuk ya kita keluarkan, yang penting kuotanya kita tambah. Gula kan harganya tinggi karena musim panen belum ada, nanti sekitar Juni, sekarang ini penuhi kebutuhan sebelum Juni saja," kata Agus.

Baca juga: Usul HPP gula petani Rp12.025, APTRI kritisi impor gula

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020