Jakarta (ANTARA) - Samsung Electronics Indonesia menilai metode tukar-tambah atau yang disebut "trade in"merupakan salah satu cara yang digemari konsumen saat membeli ponsel baru, terutama saat penjualan perdana.

"Secara umum, kontribusi trade-in lumayan besar," kata Manajer Pemasaran Produk Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia, Taufiq Furqan, di sela-sela penjualan perdana Galaxy S20 di Jakarta, Jumat.

Tukar-tambah bisa berkontribusi hampir 25 persen dari penjualan ponsel, bahkan jika saat acara peluncuran, jumlahnya bisa mencapai 50 persen.

Baca juga: Alasan Tokopedia klaim keamanan Tukar Tambah ponsel

Baca juga: Tren tukar tambah ponsel secara online diklaim meningkat


Trade-in, menurut Taufiq, sekarang sudah menjadi metode pembayaran untuk membeli ponsel Samsung, selain tunai, kartu kredit dan cicilan tanpa kartu kredit.

Metode ini digemari karena Samsung biasanya memberikan banyak promosi untuk program trade-in saat peluncuran perdana dan konsumen tidak harus membawa aksesoris lengkap jika ingin menukar-tambah ponsel lamanya ke ponsel baru.

Program trade-in dari Samsung sebenarnya tidak hanya saat peluncuran produk terbaru, namun juga bisa di toko resmi, hanya saja promosi yang diberikan mungkin berbeda.

Samsung bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menjadi mitra trade-in, mitra tersebut yang mengatur bagaimana ponsel diperiksa hingga ke mana distribusi ponsel lama hasil tukar-tambah.

Samsung membuka program trade-in untuk ponsel keluaran mereka, hingga dua model ke belakang, dan merk lain. Ponsel akan dicek terlebih dulu dan dihargai tertentu sehingga konsumen bisa membayar harga yang lebih rendah saat membeli ponsel Galaxy terbaru.

Baca juga: OPPO buka gerai tukar-tambah Find X di Jakarta

Baca juga: Xiaomi hadirkan program tukar tambah di India

Baca juga: VW akan perluas program tukar tambah di Jerman

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020