Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menilai kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam menangani wabah virus Corona dapat menahan penurunan ekonomi nasional lebih dalam.

"Pemerintah harus building confidence bahwa pemerintah bisa menyelesaikan Corona," ujar Faisal Basri di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, situasi saat ini berbeda dengan perlambatan ekonomi tahun sebelumnya, seperti pada 2008 lalu karena gejolak krisis keuangan global yang berawal di Amerika Serikat.

Pada situasi itu, Faisal Basri mengatakan pemerintah Indonesia memiliki banyak instrumen fiskal yang dapat diterapkan. Namun, saat ini tidak hanya instrumen fiskal, tetapi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Baca juga: Ekonom sebut virus Corona jadi peluang pembenahan industri manufaktur

"Saat ini kesehatan. Situasinya kepanikan, tidak bisa diselesaikan oleh kebijakan suku bunga saja, tidak efektif dengan Corona," ucapnya.

Ia menyampaikan saat ini virus corona telah mewabah hingga 90 negara di dunia, termasuk Indonesia. Perekonomian dunia termasuk Indonesia akan mengalami perlambatan.

"Kalau saya prediksi ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 4,7 persen. Paling penting untuk menghadapi Corona adalah 'strong public health policy response'. Jadi, respon kebijakan kesehatan publik yang harus diperkuat. Juga bagaimana menahan simpang siurnya pemberitaan-pemberitaan," katanya.

Saat ini, Faisal Basri mengatakan, segala sesuatu yang terkait dengan pariwisata dan industri-industri yang bahan bakunya bergantung dari luar akan terkena dampak virus corona.

"Kalau otomotif sudah mulai kelihatan. Terjadilah namanya disruption pada 'global supply chain'," ucapnya.

Baca juga: Ekonom: Pertumbuhan ekonomi butuh sinergi otoritas fiskal dan moneter

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya akan terus memantau dampak dari virus Corona atau COVID-19 yang telah mulai mewabah di Indonesia terhadap perekonomian tanah air.

"Kita fokus melihat dampak ke satu kuartal terutama dengan fokus kemarin ke beberapa sektor dan daerah yang terkena langsung," katanya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (2/3/2020)

Sri Mulyani menyebutkan salah satu sektor yang terus dipantau adalah pariwisata melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk mengetahui perkembangan implementasi insentif dalam rangka mendorong wisatawan berkunjung.

"Pariwisata drop karena dua juta turis berasal dari China jadi implementasi akan dikerjakan. Pelaksanaannya sedang kita terus lancarkan dengan kerja sama Pemerintah Daerah," katanya.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020