Hanoi (ANTARA) - Vietnam pada Jumat (6/3)melaporkan satu kasus pertama virus corona dalam tiga pekan namun risiko penyebaran infeksi masih sangat tinggi, kata pimpinan kota Hanoi Nguyen Duc Chung.

Seorang perempuan berusia 26 tahun dibawa ke rumah sakit di ibu kota Vietnam pada Kamis (5/3)  karena mengalami demam, kata Chung saat konferensi pers.

Ia mengungkapkan bahwa pasien tersebut baru saja kembali pada Senin (2/3) usai melakukan perjalanan ke London, Milan dan Paris di Eropa.

"Risiko penyebaran virus masih sangat tinggi, dan kami harus tetap waspada tapi jangan panik," kata Chung.

Pasien tiba di London pada 16 Februari. Ia kemudian terbang ke Milan dua hari kemudian sebelum kembali lagi ke London pada 20 Februari, menurut pernyataan Departemen Kesehatan Hanoi. Milan berada di Italia utara, yang menjadi pusat wabah virus corona di Eropa.

Pada 25 Februari, ia pergi ke Paris dan kembali ke London keesokan harinya, bunyi pernyataan itu. Ia pun akhirnya pulang ke Vietnam dengan menggunakan pesawat Vietnam Airlines pada Senin pagi.

Negara Asia Tenggara itu sejauh ini melaporkan 17 orang terinfeksi virus corona, termasuk pasien terbaru. Sebanyak 16 di antara pasien itu sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tak ada laporan mengenai korban meninggal. 

Lebih dari 100.000 kasus dilaporkan muncul di sedikitnya 90 negara, dengan lebih dari 3.400 kematian. Keadaan itu  menimbulkan kekacauan ekonomi secara serius.

Sumber: Reuters

Baca juga: Vietnam awasi lebih dari 5.000 pekerja China terkait corona

Baca juga: Vietnam akan karantina 950 orang dari China di kamp militer

Baca juga: Grand Prix Vietnam digelar sesuai jadwal meski corona bikin gelisah


 
 

Menko PMK minta tak panik berlebihan sikapi corona

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020