Denpasar (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak ratusan pelajar SMP dan SMA/SMK di Denpasar, Bali, untuk "berperang" melawan berbagai berita hoaks terkait virus corona jenis baru atau COVID-19.

"Hindari menyebarkan hoaks atau informasi yang tidak jelas sumbernya, karena hoaks soal corona (COVID-19) ini jauh lebih berbahaya dibandingkan virus itu sendiri," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kominfo, Wiryanta Muljono, saat membuka Forum Diskusi Publik Implementasi Informasi Ramah Anak, di Denpasar, Sabtu.

Menurut Wiryanta, informasi atau kabar bohong tentang virus corona menjadi berbahaya karena dapat memicu kecemasan publik dan ini implikasinya sangat luas, serta merugikan semua pihak. Dalam kurun waktu sebulan terakhir, telah ditemukan 147 hoaks soal COVID-19 yang tersebar di masyarakat Indonesia.

"Padahal pasien-pasien yang terkena virus itu lebih dari 94 persen berhasil sembuh, angka kematiannya 3 hingga 4 persen," ucapnya.

Wiryanta menyebut salah satu bentuk kecemasan dan kepanikan yang timbul akibat hoaks mengenai COVID-19 ini soal masyarakat yang berbondong-bondong memburu masker.

Informasi bohong begitu mudah bisa tersebar, kata Wiryanta, karena di era saat ini sekitar 171 juta jiwa penduduk di dunia terkoneksi internet, dan 90 persennya terhubung melalui telepon pintarnya.

"Sedangkan bagi Bali, hoaks soal corona bisa berdampak ketakutan orang untuk berkunjung ke Bali. Akibatnya, penerbangan menurun dan hotel-hotel menjadi sepi karena penurunan kunjungan wisatawan," ujarnya.

Baca juga: Kominfo temukan 127 hoaks terkait virus Corona

Wiryanta mengatakan untuk mencegah atau mengantisipasi supaya terhindar COVID-19, sesungguhnya sederhana, di antaranya dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, cukup istirahat dan mengonsumsi makanan yang bergizi.

"Jadi, mari adik-adik semua, hindari menyebarkan kabar bohong karena sekarang hoaks telah menjadi musuh terbesar kita," ucapnya.

Baca juga: Kominfo bersama Polri akan tindak tegas penyebar hoaks corona

Sementara itu, Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bali Ida Bagus Agung Ludra mengapresiasi pelaksanaan diskusi publik tersebut.

"Dengan kegiatan ini digelar di Bali, secara tidak langsung dapat menyatakan bahwa Bali aman untuk dikunjungi. Apalagi ini melibatkan para pelajar," ucapnya.

Kabar bohong atau hoaks begitu cepat tersebar, kata Bagus Ludra, di tengah tingginya jumlah pengguna aktif media sosial dan 80 persen pengguna aktif media sosial adalah generasi milenial.

Baca juga: MPR: Tindak tegas penyebar hoaks virus Corona

"Selama ini kami telah rutin melakukan literasi digital ke berbagai kabupaten/kota di Bali. Tujuannya tentu untuk memberikan pemahaman pada masyarakat agar mau dan sadar untuk mengkaji informasi yang diterima. Setelah dikaji, kalau informasinya benar, barulah di-share," ujarnya.

Forum diskusi publik yang digelar di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Bali itu selain diisi tanya jawab para pelajar dengan narasumber, juga dimeriahkan dengan kuis berhadiah, hingga praktik cara mencuci tangan yang benar.
Para pelajar menerima hadiah kuis yang dilaksanakan disela-sela kegiatan Forum Diskusi Publik Implementasi Informasi Ramah Anak (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2020)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020