Jakarta (ANTARA) - "Masyumi Reborn" digelar di Jakarta dihadiri sejumlah tokoh untuk menyiapkan Panitia Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (P-4II) dengan kepengurusan di seluruh daerah di Indonesia.

"Kita membentuk panitia persiapan di setiap daerah. Kebetulan, saya di DKI. Belum terbentuk pengurus, baru Panitia Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (P-4II)," kata Ketua Panitia "Masyumi Reborn" Jeffry Ahmad Kurniadi, di Jakarta, Sabtu.

Di sela acara, Jeffry menjelaskan P-4II nanti bertugas membentuk pengurus di setiap daerah, diawali dengan acara silaturahim keluarga besar Masyumi yang tengah berlangsung.

Menurut dia, silaturahim tersebut penting untuk lebih mengeratkan rasa kekeluargaan diantara keluarga Masyumi sebelum mewujudkan rencana pembentukan parpol.

"Jadi, ini belum apa-apa, masih jauh, tapi Alhamdulillah animonya bagus. Menurut laporan dari 'among tamu' depan, yang menulis pendaftaran sekitar 500 orang," katanya.

Mengenai latar belakang rencana pendirian parpol tersebut, ia mengatakan selama ini umat Islam belum terakomodasi dengan partai-partai yang ada sehingga dibutuhkan partai Islam yang baru.

"Masalah nama memang belum diputuskan. Kenapa ini Masyumi kita angkat? Karena sejarah itu jelas membuktikan partai politik yang betul-betul berpolitik dengan santun adalah Partai Masyumi," katanya.

Soal target pembentukan partai, Jeffry mengatakan persoalan tersebut ramahnya Dewan Syuro, tetapi kemungkinan pada November mendatang bertepatan dengan hari lahirnya Partai Masyumi.

Hadir sejumlah tokoh, antara lain mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, mantan penasihat KPK Abdullah Hehamahua, mantan staf khusus Wapres Laode M Kamaludin, mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, pengacara Eggy Sudjana, hingga Sri Bintang Pamungkas.

Bachtiar Chamsyah mengingatkan pendirian parpol memang perlu, tetapi harus diperhatikan pula tata kelola kepartaiannya, terutama dalam memilih pemimpin.

Jika kebanyakan parpol menggelar kongres dan semacamnya untuk memilih pemimpin, Bachtiar justru menyarankan untuk tidak melakukannya karena akan membuat partai hancur.

"Jangan melakukan kongres, pimpinlah oleh alim ulama, dikumpulkan cendekiawan, dia menyeleksi (pengurus). Kalau membuka ruang kongres, enggak lama nasibnya," katanya.

Sementara itu, mantan staf khusus Wapres Prof Laode M Kamaluddin menyampaikan bahwa kebangkitan Masyumi harus berbasiskan talenta agar bisa diterima di tengah generasi milenial.

"Masyumi yang mau bangkit harus berbasis talenta. Jadi, dibutuhkan niat, keteladanan, dan talenta. Tiga syarat ini saja," kata mantan Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) tersebut.

Baca juga: "Masyumi Reborn" digelar, sejumlah tokoh hadir

Baca juga: Muhammadiyah patut belajar dari Partai Masyumi

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020