Kami telah mengumumkan hasil tersebut sehingga masyarakat tidak resah dengan berbagai informasi tidak bertanggung jawab soal COVID-19
Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Maluku telah mengarahkan sembilan pemerintah kabupaten dan Pemkot Tual agar menyiapkan rumah sakit rujukan guna menangani kemungkinan ada penderita virus corona.

Sekda Maluku, Kasrul Selang di Ambon, Senin mengatakan para Bupati dan Wali Kota Tual telah disurati agar menyiapkan rumah sakit rujukan untuk menangani warga yang kemungkinan tertular virus corona.

"Jadi harus menyiapkan ruangan isolasi dan peralatan lainnya agar bisa menangani warga kemungkinan terinfeksi corona di masing- masing kabupaten/kota karena bila dirujuk ke Ambon, maka pasti dihadapkan dengan berbagai kesulitan, padahal penanganan harus dilakukan secepatnya," ujarnya.

Baca juga: Bupati: Warga Garut yang dirujuk ke Bandung belum tentu Corona

Sekda memandang perlu untuk melakukan supervisi ke masing-masing rumah sakit rujukan di kabupaten/kota yang telah disiapkan sehingga dipastikan siap untuk menangani penderita corona.

"Jadi kesiapan harus dilakukan, baik dari Puskesmas hingga rumah sakit yang pastinya ruangan isolasi," katanya.

Baca juga: Enam pasien terduga COVID-19 dirawat di Riau

Karena itu, disiapkan rumah sakit rujukan regional di Maluku Tenggara, termasuk Kota Tual, Masohi, Kabupaten Maluku Tengah dan Namlea, kabupaten Buru.

Sedangkan, Saumlaki, ibu kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dan Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru juga telah menyampaikan siap menangani masyarakat yang terinveksi virus corona.

Baca juga: China catat 40 kasus tambahan virus corona

"Kami memiliki pengalaman yang dinilai sebagai simulasi penanganan virus corona dengan kasus warga Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), BN yang masuk orang dalam pemantauan terkait virus corona telah diambil untuk dikirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta pada 15 Februari 2020," ujar Sekda.

Dia mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dengan berita-berita hoaks terkait penularan virus Covid - 19.

"Kami (Pemprov Maluku) telah berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan terkait antisipasi virus Covid-19, terutama di pintu-pintu masuk seperti pelabuhan Yos Sudarso Ambon maupun Bandara internasional Pattimura," tandas Sekda.

Sedangkan, Kadis Kesehatan Maluku, Meikyal Pontoh memastikan berdasarkan hasil tes spesimen BN di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ternyata negatif.

"Kami telah mengumumkan hasil tersebut sehingga masyarakat tidak resah dengan berbagai informasi tidak bertanggung jawab soal COVID-19," katanya.

Sebelumnya, Kadis Kesehatan KKT, Edwin Tomasoa mengatakan tim dokter yang meneliti spesimen BN telah mengirim hasil laboratorium adalah negatif COVID-19 atau bisa ditegaskan bahwa bersangkutan tidak terinfeksi virus corona.

"Kita bersyukur karena hasilnya negatif, tetapi banyak hal yang dipelajari dari kejadian ini. Kita berharap, dengan kondisi ini, harus lebih siap lagi," tegas Edwin.

BN, mahasiswa hubungan internasional asal Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, KKT, Provinsi Maluku ini diduga terinfeksi virus corona karena mengeluh demam, sendi tulang belakang dan sesak napas setelah kembali dari Malaysia pada 7 Februari 2020.

Tim medis dan Dinas Kesehatan KKT langsung mengecek kondisi BN di rumahnya. Setelah itu, dia dibawa ke RSUD Magretti untuk diobservasi selama 14 hari. Selain ruangan tempat BN dikarantina, rumah BN pun dikarantina hingga ada hasil akhir.

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020