Bengkulu (ANTARA News) - Salah seorang putri Bung Karno, Sukmawati Soekarnoputri telah menyatakan persetujuan dan dukungannya atas rencana Wali Kota Bengkulu Ahmad Kanedy untuk memasang patung Fatmawati di Simpang Lima Kota Bengkulu dan dijadikan ikon kota tersebut. "Ibu Sukmawati sudah setuju dan mendukung rencana pemasangan patung Ibu Fatmwati di Simpang Lima lengkap dengan mesin jahitnya sebagai salah satu monument sejarah Kota Bengkulu," kata Wali Kota Bengkulu Ahmad Kanedy, Rabu. Kanedy mengatakan, dukungan dari salah seorang putri Bung Karno itu disampaikan langsung kepada Wali Kota Bengkulu saat melakukan kunjungan ke Bengkulu akhir pekan lalu. Sukmawati, kata dia, hadir langsung ke Balai Kota dan menyatakan dukungannya atas rencana Pemko itu, ini juga akan menjadi dasar yang lebih kuat untuk mengganti patung kuda yang ada di Simpang Lima sekarang. Ia berharap dukungan yang disampaikan secara langsung tersebut diharapkan mampu meredam polemik dan pro kontra atas rencana Pemko untuk mengganti patung kuda menjadi patung Fatmawati dengan alasan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. "Dukungan dari anak kandung Bung Karno dan Ibu Fatmawati sendiri sudah ada jadi kita tidak perlu memperdebatkan lagi pro kontra penggantian patung di Simpang Lima karena patung Jenderal Sudirman juga ada di jalur dua Jalan Sudirman di Jakarta," katanya. Pemasangan patung lengkap dengan mesin jahit tersebut adalah sebagai bukti sejarah bahwa Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945 merupakan bendeera yang dijahit Fatmawati yang merupakan Putri Bengkulu. Selain patung Fatmawati yang dilengkapi dengan mesin jahitnya, Wali Kota juga menambahkan akan memasang patung Bung Karno dengan posisi berdiri tepat di sisi Fatmawati. "Monumen ini akan diberi nama Monumen Merah Putih untuk menyatakan bahwa Kota Bengkulu juga menjadi kota pergerakan bagi Bung Karno untuk meraih kemerdekaan," tambahnya. Sebelumnya, rencana Pemko ini mendapat reaksi beragam dari berbagai pihak dimana penggantian patung tersebut dianggap mubazir dan memboroskan anggaran karena pembangunan patung kuda di Simpang Lima baru dilakukan setahun lalu. Namun menurut Kanedy, patung kuda tidak menggambarkan symbol apapun bagi Kota Bengkulu karena patung tersebut terlalu umum dan khas serta bisa ditemui di banyak tempat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009