Kelangkaan impor bawang bombai terjadi semenjak isu corona memasuki India yang menjadi negara pemasok utama bawang bombai untuk Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Para pedagang di Pasar Senen mengatakan pasokan impor yang sulit menjadi penyebab terjadinya kenaikan harga pada komoditas bawang bombai di pasar- pasar khususnya di Jakarta hingga mencapai Rp150 ribu.

"Bombai ini yang paling naiknya parah, padahal bombai itu gak begitu banyak orang beli, cuma sekarang jadi langka. Susah, karena impornya susah. Sekilo Rp150 ribu sekarang," kata Edho salah satu pedagang sayuran di Pasar Senen Blok III, Senin.

Lebih lanjut, Edho mengatakan kelangkaan impor bawang bombai terjadi semenjak isu corona memasuki India yang menjadi negara pemasok utama bawang bombai untuk Indonesia.

"Mungkin karena corona di sana (India) jadi susah impornya ya. Kalau di Indonesia kan ga bisa tanam bombai juga jadi ngandelin dari impor. Ya sekarang susah jadinya," ujar Edho.

Edho bercerita padahal saat impor bombai lancar, harga bawang bercita rasa manis itu hanya Rp30 ribu per kilogram.

Baca juga: Wakil Wali Kota Jakpus sidak ke pasar tradisional Pasar Senen Blok III

Baca juga: Daftar hitam importir tidak hentikan pidana penyelundupan bawang

Baca juga: Anggota DPR dukung Kementan daftar hitamkan importir


Pedagang sayuran lainnya Nana juga mengatakan hal serupa bahwa kenaikan bombai terjadi karena impor yang sulit.

"Sebenarnya yang paling banyak kenaikannya ya bombai. Soalnya impornya sekarang susah. Dari Pasar Induk aja udah susah barangnya jadi langka terus sekarang mahal," kata Nana.

Meski demikian, pedagang lainnya bernama Makau mengatakan kenaikan harga itu tidak terlalu berpengaruh terhadap pembeli bawang bombai di Indonesia.

"Banyak yang belinya orang- orang luar negeri gitu, orang Afrika terus India sama Arab tuh. Kalau orang kita (Indonesia) sebenernya jarang beli bawang bombai jadi kenaikannya memang ga terlalu ngaruh sama orang Indo," ujar Makau.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020