"Putri ini merekayasa cerita dan mengaku telah diculik, tapi yang sebenarnya adalah Putri ini kesal sama keluarganya dan mengarang cerita," ujar Kapolres Pangkep AKBP Ibrahim Aji saat rilis kasus di Mapolda Sulsel, Senin.
Ia menjelaskan awal kasus yang membuat heboh warga Pangkep dan beberapa daerah lainnya di Sulsel karena viral di sosial media (sosmed) itu, Putri mengarang cerita yang terinsipirasi dari sinetron dan film televisi (FTV) yang sering ditontonnya.
Baca juga: Polisi pastikan tidak ada kasus penculikan di Jember
Baca juga: Polisi amankan pelaku penyebar hoaks penculikan anak di Singkawang
Baca juga: Polres Limapuluh Kota selidiki dugaan upaya penculikan anak
Dalam interogasi polisi terhadap Putri, beberapa pengakuannya sering tidak sesuai sehingga penyidik merasa curiga dan melakukan pendalaman-pendalaman.
Putri, kata Kapolres, sebelum ditemukan oleh keluarganya telah membuat persiapan dan perencanaan dengan menyiapkan seutas tali.
Tali yang telah disiapkan itu, lanjut dia, digunakan untuk mengikat kedua tangannya di belakang agar terlihat seperti orang yang sedang diculik.
"Yang pasti banyak kejanggalan mulai dari cerita korban yang tidak berkesesuaian, kemudian bajunya yang masih terlihat rapi, tidak lusuh dan lainnya," katanya.
Baca juga: Dua warga Bintaro dilaporkan hilang diculik
Baca juga: Polisi periksa sopir taksi daring soal dugaan percobaan penculikan
Kapolres mengingatkan kepada setiap orang tua agar memberikan pengawasan kepada anak-anaknya karena ada kecenderungan untuk belajar dari apa yang telah dilihatnya.
Sebelumnya, Sabtu (7/3) siang, Putri yang viral di sosial media mengaku mengalami percobaan penculikan di Kampung Male’leng, Kelurahan Sibatua, Kecamatan Pangkajene.
Pelaku disebutkan menggunakan mobil Toyota Avanza warna hitam. Dari pengakuan Putri, di dalam mobil dia tidak sendirian. Melainkan sudah ada dua orang wanita yang sebaya dengan dirinya yang disekap dalam mobil. Tangan dan kakinya diikat dengan tali dan mulutnya ditutup lakban.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020