Memelihara kesehatan dengan memakai masker itu perlu. Hanya saja, idealnya bila mengalami sakit baru memakai masker sehingga tepat tujuannya dan tidak menimbulkan keresahan bagi warga lain yang membutuhkannya karena membeli dalam jumlah banyak bisa m
Ambon (ANTARA) - Sekda Provinsi Maluku Kasrul Selang mengimbau masyarakat agar jangan membeli masker dalam rangka mengantisipasi
kemungkinan penularan penyakit akibat virus COVID-19 secara berlebihan karena stok masih tersedia di masing-masing apotek maupun rumah sakit.

"Silakan membeli masker. Namun, hendaknya tidak dalam jumlah yang banyak karena bisa saja mempengaruhi harga," katanya di Ambon, Selasa.

Apalagi, kata dia, virus COVID hingga saat ini belum ditemukan di Maluku sehingga pemakaian masker hendaknya hanya untuk menjaga kesehatan.

"Memelihara kesehatan dengan memakai masker itu perlu. Hanya saja, idealnya bila mengalami sakit baru memakai masker sehingga tepat tujuannya dan tidak menimbulkan keresahan bagi warga lain yang membutuhkannya karena membeli dalam jumlah banyak bisa mengurangi stok dan mempengaruhi harga," katanya.

Saat ini masker di Ambon di pasaran dijual Rp2.500 per lembar dari sebelumnya Rp2.000 per lembar.

Dia mengemukakan, Pemprov Maluku telah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan yang bertugas mengantisipasi maupun mengatasi kemungkinan adanya masyarakat yang tertular virus COVID-19, baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Begitupun, pemkab dan pemkot di luar Kota Ambon telah disurati agar mempersiapkan rumah sakit rujukan untuk menangani masyarakat yang tertular virus COVID-19.

"Surat sudah disampaikan kepada bupati dan wali kota, tetapi dipandang perlu untuk melakukan supervisi guna memastikan kesiapan penanganan bila ada masyarakat tertular virus COVID-19," kata Sekda.

Karena itu, katanya, masing-masing kabupaten dan kota harus menyiapkan ruangan isolasi dan peralatan lainnya agar bisa menangani warganya karena bila dirujuk ke Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku, maka pasti dihadapkan dengan berbagai kesulitan, padahal penanganan harus dilakukan secepat.

"Jadi kesiapan harus dilakukan, baik dari puskesmas hingga rumah sakit yang pastinya harus ada ruangan isolasi," katanya.

Dia mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dengan berita - berita hoaks terkait penularan virus COVID-19.

"Pemprov Maluku telah berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan terkait untuk antisipasi virus COVID-19, terutama di pintu - pintu masuk seperti Pelabuhan Yos Sudarso Ambon maupun Bandara internasional Pattimura," kata Kasrul Selang.

Sedangkan Kadis Kesehatan Maluku Meikyal Pontoh mengemukakan telah disiapkan rumah sakit rujukan regional di Maluku Tenggara, termasuk Kota Tual, Masohi, Kabupaten Maluku Tengah dan Namlea, Kabupaten Buru.

Sedangkan di Saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dan Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru juga telah menyampaikan telah siap menangani masyarakat yang terinveksi virus COVID-19.

"Kami memiliki pengalaman yang dinilai sebagai simulasi penanganan COVID-19 dengan kasus warga Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), BN yang masuk orang dalam pemantauan terkait virus itu telah diambil untuk dikirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta pada 15 Februari 2020," katanya.

Dia memastikan berdasarkan hasil tes spesimen BN di Puslitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ternyata negatif.

"Kami telah mengumumkan hasil tersebut sehingga masyarakat tidak resah dengan berbagai informasi tidak bertanggung jawab soal virus Covid-19," demikian Meikyal Pontoh.

Baca juga: Staf Labkes Dinkes Maluku "kawal" spesimen warga Tanimbar

Baca juga: Pasar Jaya minta masyarakat tidak panik soal ketersediaan stok masker

Baca juga: Kabareskrim minta pembatasan ekspor masker

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020