Saat ini virus telah menyebar ke banyak negara dan ancaman pandemi tampak nyata, tetapi virus itu merupakan wabah pertama dalam sejarah yang dapat dikendalikan. Intinya, kita tidak akan berbelas kasih terhadap penyebaran virus. Saat ini, keputusan be
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sesi pengarahan harian di Jenewa, Senin (9/3), mengatakan 93 persen kasus penularan jenis baru virus corona (COVID-19) dunia terjadi di empat negara, yakni China, Italia, Iran, dan Korea Selatan.

"Dari seluruh kasus yang dilaporkan, sejauh ini, 93 persen  berasal dari empat negara. Ini adalah wabah yang menyebar tidak merata di tingkat global. Masing-masing negara melakukan cara penanggulangan yang berbeda. Ini bukan sekadar aksi pembatasan atau pencegahan, yang mana, pembedaan itu pun keliru. (Wabah COVID-19) perlu ditangani dengan dua cara itu," kata Ghebreyesus dalam tayangan yang disiarkan laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagaimana dipantau di Jakarta, Selasa.

Data Worldometers, laman penyedia informasi statistik independen, menunjukkan per Selasa (10/3), 114.430 orang tertular jenis baru virus corona (novel coronavirus/2019 n-CoV). Dari jumlah itu, 4.027 pasien meninggal dunia dan 64.099 orang dinyatakan pulih.

Dari 112 negara yang terjangkit virus, China menempati urutan teratas dengan jumlah pasien terbanyak, yaitu 80.754 jiwa, diikuti dengan Italia 9.172 jiwa, Korea Selatan 7.513 jiwa, dan Iran 7.161 jiwa. Di luar itu, Prancis turut melaporkan 1.412 kasus penularan virus, Spanyol 1.231 kasus, Jerman 1.224 kasus, dan Amerika Serikat 708 kasus.

Baca juga: Kasus COVID-19 bertambah 3.948 di 104 negara, di China 45
Baca juga: China catat 40 kasus tambahan virus corona


"Saat ini virus telah menyebar ke banyak negara dan ancaman pandemi tampak nyata, tetapi virus itu merupakan wabah pertama dalam sejarah yang dapat dikendalikan. Intinya, kita tidak akan berbelas kasih terhadap penyebaran virus. Saat ini, keputusan bersama yang diambil oleh pemerintah, bidang usaha, komunitas, keluarga, dan seluruh warga akan mempengaruhi masa depan penyebaran virus," terang Ghebreyesus.
 
Ia mengingatkan langkah pencegahan dan pengendalian dini dapat menekan angka penyebaran virus serta mengantisipasi adanya penularan.

Khusus di Indonesia, jumlah pasien tertular virus mencapai 19 orang. Sampai saat ini, mereka masih menjalani perawatan di RSPI Sulianti Suroso di Sunter, Jakarta Utara. Dari angka tersebut, otoritas terkait belum melaporkan ada korban jiwa.

Baca juga: WHO: China dan Korea Selatan menunjukkan COVID-19 bisa dikendalikan
Baca juga: Jumlah kasus baru COVID-19 di China terus menurun

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020