Ankara (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama akan segera berkunjung ke Turki, kata Menteri Luar Negeri Hillary Clinton,Sabtu.

Menlu AS mengemukakan hal itu ketika mengunjungi sekutu strategis Washington, Ankara, untuk memulihkan hubungan yang rusak karena perang Irak.

"Presiden Obama akan mengunjungi Turki pada kira-kira bulan depan," ia mengatakan pada konferensi pers bersama dengan Menlu Turki Ali Babacan setelah pembicaraan dengan para pemimpin negara itu.

"Tanggal tepatnya akan diumumkan segera. Kami baru saja pada awal perencanaan keputusan yang dicapai kemarin," kata Hillary. Obama akan berada di Eropa pada hari-hari pertama April untuk pertemuan puncak G20 dan NATO.

Hillary menekankan bahwa pemerintah baru AS menaruh perhatian pada pembatasan kerusakan dan kehancuran warisan mantan presiden George W. Bush -- masalah yang ia tekankan  ketika ia bertemu dengan timpalannya dari Rusia pada hari Jumat.

Turki  pada tahun 2003 menolak untuk membuka front utara bagi AS saat menyerbu Irak sehingga memicu mendinginnya hubungan antara Ankara dan Washington.

"Presiden Obama dan saya akan bekerja dengan anda untuk memperkuat dan memperdalam hubungan itu dan untuk menciptakan banyak kesempatan bagi kita untuk bekerja sama," katanya.

Ketika ditanya oleh seorang wartawan, Hillary mengatakan ia tidak dapat memastikan kapan atau di mana akan menjadi kesempatan bagi pidato yang dijanjikan Obama di ibukota sebuah negara Muslim besar.

Sebelumnya, Hillary telah mengunjungi makam Mustafa Kemal Ataturk, pendiri negara Turki modern.

"Terakhir kali saya di sini, suami saya adalah presiden. Saat ini, saya datang sebagai Menlu, atas nama presiden baru kami, Presiden Obama, untuk menekankan pekerjaan yang AS dan Turki harus kerjakan bersama atas nama perdamaian, kemakmuran dan kemajuan."

Satu sumber diplomatik Turki mengatakan pertemuan Hillary dengan para pemimpin Turki antara lain membahas keikutsertaan Ankara dalam  Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) di Afghanistan.

Hillary mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan pada pagi harinya, yang dipusatkan pada hubungan bilateral, Timur tengah, Irak, Afghanistan dan perang melawan terorisme.

Menlu Turki Ali Babacan juga menghadiri pembicaraan itu. Kantor Erdogan menyebutkan semua masalah dibicarakan "panjang-lebar" dalam pertemuan itu. Pernyataan tersebut juga menyebut AS adalah "teman dan sekutu".

Seorang pejabat senior AS sebelumnya mengatakan pemerintah Obama "memiliki kesempatan untuk membangun kembali berdasarkan atas pijakan yang lebih baik setelah masalah-masalah paling akut yang terakumulasi pada pemerintahan Bush akhirnya hilang dari pembicaraan.

Ankara khawatir mengenai kemungkinan negara Kurdi merdeka di Irak utara dan telah mengeluh berulangkali kepada presiden George W. Bush mengenai pemberontak Kurdi PKK, yang menggunakan Irak utara sebagai tempat aman untuk melakukan serangan.

Hubungan meningkat pada 2007, ketika AS mulai membagi informasi intelijen mengenai gerakan PKK di Irak utara, yang dikuasai oleh kelompok-kelompok Kurdi yang merupakan sekutu AS.

Pada November, Irak, Turki dan AS membentuk komite bersama untuk melacak ancaman yang ditimbulkan oleh PKK dan melakukan langkah untuk mengekang militan itu.

Pesawat perang Turki telah membom markas pemberontak di wilayah tersebut sejak Desember 2007.

PKK, yang didaftar sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan banyak masyarakat internasional, mengangkat senjata untuk memiliki pemerintah sendiri di bagian tenggara Turki, yang mayoritas warganya adalah suku Kurdi pada 1984, sehingga memicu konflik yang menyebabkan sekitar 44.000 orang tewas.

Dalam kunjungan satu harinya, Hillary juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Abdullah Gul.

Awal pekan ini Babacan mengatakan Ankara akan melihat dengan senang permintaan AS -- yang belum dibuat -- bagi tentaranya untuk melewati Turki ketika mereka mundur dari Irak.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009