Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan provinsi Kalimantan Barat Harisson mengatakan, sesuai arahan Gubernur Kalbar Sutarmidji, sampai saat ini provinsi itu masih menetapkan larangan masuknya warga China dan memperketat pengawasan terhadap warga negara asing untuk cegah COVID-19.

"Untuk itu, kami dari Dinkes Kalbar, sesuai dengan instruksi Gubernur Kalbar, tetap memberlakukan penutupan akses bagi warga negara asing, khususnya dari China dan negara terjangkit lainnya ke Kalimantan Barat," kata Harisson di Pontianak, Selasa.

Dia menjelaskan untuk pekerja China yang ada di Kalbar, sesuai instruksi Gubernur, mereka saat ini tidak diperbolehkan keluar dari Kalbar, dan bagi mereka yang sudah keluar dari Kalbar sementara ini tidak boleh kembali ke daerah ini.

Perlu diketahui bersama, katanya, bahwa perkembangan kasus Corona ini sudah terjadi menyeluruh di seluruh Dunia.

Baca juga: 13 TKA China di Nagan Raya Aceh yang dikarantina tidak terpapar corona

Baca juga: Seorang WNA China ajukan izin tinggal darurat di Sukabumi

Baca juga: 100 TKA Bintan Alumina tertahan di China


Untuk itu, Kemenkes sudah mengambil kebijakan bahwa WNA dari Korea Selatan, Italia dan Iran, jika akan berkunjung ke Indonesia harus mendapatkan surat keterangan sehat dari negara asalnya dan saat akan masuk ke Indonesia, mereka harus menyerahkan surat itu.

"Namun, apa bila mereka setelah terbang dan sampai ke Indonesia, namun tidak bisa menunjukkan surat kesehatan itu, maka mereka akan langsung di deportasi," tuturnya.

Kemudian, bagi masyarakat Indonesia yang datang atau baru kembali dari Korea Selatan, Italia dan Iran, maka mereka akan mendapatkan pemeriksaan khusus dan diobservasi serta di periksa saturasi oksigennya. Jika dari hasil pemeriksaan itu, yang bersangkutan menunjukkan gejala Corona, maka mereka akan diisolasi.

Dia juga mengatakan, sampai saat ini, empat pasien asal Kabupaten Bengkayang yang semula di rawat di RSUD Abdul Azis Singkawang dalam kondisi semakin baik dan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Kemenkes, diketahui empat warga tersebut negatif dari Corona.

"Ini menjadi angin segar bagi kita karena empat warga Bengkayang yang semula di rawat di RSUD Abdul Azis Singkawang kondisinya semakin membaik dan sudah diperbolehkan pulang ke rumah mereka, namun tetap dalam pengawasan Dinkes setempat," katanya.

Menurutnya, saat ini terjadi penurunan kasus Corona di negara China sebagai negara asal virus tersebut. Namun, di sisi lain terjadi peningkatan cukup signifikan pada beberapa negara seperti di Itali dan Iran.

Demikian pada beberapa negara lain, juga sudah mengalami kasus Corona dan Indonesia juga sampai tanggal 9 Maret kemarin sudah ada 19 kasus positif dimana hal tersebut diumumkan oleh Kemenkes RI.

Dia menambahkan, sejak merebaknya kasus virus Corona, sampai saat ini di Kalbar terdapat 10 orang masyarakat yang masuk ruang isolasi untuk dilakukan observasi dan mendapat pengawasan dari Dinkes Kalbar.

"Sepuluh orang tersebut, enam diantaranya di isiolasi di RSUD Soedarso Pontianak dan 4 orang di RSUD Abdul Azis Singkawang. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, mereka semua negatif dari Corona," katanya.

Harisson berpesan kepada masyarakat Kalbar untuk tetap tidak panik menanggapi setiap isu penyebaran Corona.

Kesiapan diri dari setiap masyarakat tetap diperlukan dan harus ditingkatkan, terutama dengan menerapkan pola hidup bersih dan mengikuti anjuran yang disampaikan oleh petugas kesehatan untuk mencegah terjangkitnya virus Corona.*

Baca juga: Polisi pastikan TKA China tewas di Bintan bukan karena corona

Baca juga: Harus bebas COVID-19, tujuh TKA jalani karantina di Sukabumi

Baca juga: 12 TKA asal China di Siak bebas virus COVID-19, sebut Imigrasi

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020