Timika (ANTARA) - Wakil Bupati Mimika, Papua Johannes Rettob memastikan empat kampung di sekitar Kota Tembagapura kini telah kosong setelah seluruh warganya dievakuasi ke Timika beberapa hari lalu lantaran lokasi itu telah dimasuki oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Di Waa, Banti, Opitawak dan Kimbeli sudah tidak ada orang lagi. Semua penduduk asli Amungme yang tinggal di sana, termasuk warga yang mendulang di Kali Kabur seluruhnya telah diturunkan ke Timika karena situasi di sana tidak nyaman. Dalam kondisi yang tidak nyaman itu, warga tidak bisa bertahan, untuk pergi membeli bahan kebutuhan pokok di Tembagapura saja mereka kesulitan karena situasi yang tidak memungkinkan," kata Johannes, Kamis.

Baca juga: Takut KKB, 1.572 orang dievakuasi dari Tembagapura

Mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu menegaskan tidak ada penampungan khusus bagi warga yang dievakuasi dari Distrik Tembagapura itu.

Setiba di Timika, ribuan warga itu langsung diantar ke rumah kerabat mereka di beberapa titik di Kota Timika seperti Kwamki Lama, SP12, SP13, SP9, SP2, SP3, Irigasi dan sebagian lagi tersebar di Kota Timika.

Dinas Sosial Mimika mencatat jumlah warga Distrik Tembagapura yang dievakuasi ke Timika seluruhnya mencapai 1.662 orang, sebagian besar merupakan ibu-ibu dan anak-anak.

"Masyarakat yang ada di kompleks perumahan Pak Janes Natkime di Mile 32 itu bukan tempat penampungan warga dari Tembagapura. Di lokasi itu memang kita pusatkan untuk penampungan bantuan bahan kebutuhan pokok yang disalurkan dari semua organisasi perangkat daerah (OPD), organisasi sosial, paguyuban dan lain-lain untuk membantu warga yang datang dari Tembagapura ini," kata Johannes.

Baca juga: Kapolda Papua kunjungi pengungsi Tembagapura di Timika

Para warga Tembagapura itu meminta Pemkab Mimika bersama TNI, Polri dan PT Freeport Indonesia dapat memfasilitasi mereka untuk kembali ke Tembagapura jika situasi kamtibmas di kampung mereka sudah kondusif.

"Masyarakat minta kami untuk memfasilitasi kepulangan mereka ke Tembagapura. Mereka tidak mau tinggal berlama-lama di Timika, katanya cukup satu minggu karena mereka punya rumah, ternak dan lain-lain ditinggal begitu saja. Tapi itu semua tergantung dengan situasi dan kondisi keamanan di sekitaran Tembagapura," jelas Johannes.
Seorang ibu menggendong putrinya ikut dievakuasi ke Timika dari Distrik Tembagapura pada Sabtu (7/3) lalu (ANTARA/Evarianus Supar)


Beberapa warga Distrik Tembagapura yang ditemui di kompleks Gereja Kingmi Jemaat Rehobot Jalan Agimuga, Mile 32, Kuala Kencana mengakui hampir seluruh penduduk di empat kampung sekitar Kota Tembagapura, termasuk pendulang yang biasanya beroperasi di Kali Kabur, telah dievakuasi ke Timika.

"Yang sekarang tersisa di sana hanya satu orang mono (tuna rungu), dia lari kembali ke kampung saat masyarakat naik bus untuk turun ke Timika," ujar warga Tembagapura.

Warga menuturkan, mereka terpaksa meninggalkan semua harta benda dan ternak (babi) di kampung lantaran tidak ingin menjadi korban saat aparat keamanan terlibat kontak tembak dengan KKB.

"Kami kasi tinggal semua rumah, barang-barang, ternak. Ada warga yang punya ternak babi 18 sampai 20 ekor ditinggal begitu saja. Habis mau bagaimana lagi, situasinya memang tidak memungkinkan untuk kami bertahan di Banti," ujar warga Tembagapura yang enggan menyebutkan identitasnya itu.

Baca juga: Wabup Mimika: 614 warga Tembagapura minta dievakuasi ke Timika
Baca juga: PT Freeport ingatkan karyawan dan keluarga di Tembagapura waspada
Baca juga: Dinsos Mimika belum salurkan bahan pokok kepada warga Tembagapura

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020