kita masuk sudah kosong, gubuk masih ada
Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mensinyalir ada oknum yang selalu membocorkan rencana operasi penangkapan pembalak liar di Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, sehingga pelaku selalu kabur ketika petugas datang.

Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sutmantoro di Pekanbaru, Kamis, operasi penertiban di kawasan konservasi itu berlangsung selama tiga hari sejak Senin lalu (9/3). Operasi tersebut juga didukung oleh petugas Polhut dan tenaga fungsional BBKSDA Riau.

Namun, ia mengatakan operasi yang sudah disiapkan dengan matang itu tidak berhasil menangkap satu pun pelaku pembalakan liar. Tim hanya menemukan gubuk kosong.

Baca juga: 10 pondok pembalak liar di Giam Siak Kecil Riau dimusnahkan
Baca juga: Polda Riau sita 20 ton kayu pembalakan liar


Padahal, gubuk-gubuk pembalak liar tersebut berada di dalam Giam Siak Kecil yang disebut daerah Kampung 40, lokasinya terpencil dari jalan raya. Untuk menuju lokasi, tim operasi harus berjalan kaki 10 kilometer, masuk dari hutan tanaman industri (HTI) dan dibaliknya baru bisa mencapai kawasan konservasi tersebut.

"Pelaku nggak ada. Itu yang sejak dulu Kampung 40 banyak mata-mata. Kita masuk sudah kosong, gubuk masih ada. Peralatannya juga disembunyikan, itu kita cari," kata Heru.

Ia mengatakan di lokasi tersebut tim menemukan menara berupa antena penguat sinyal yang dibuat oleh pembalak liar. Hal itu memungkinkan para pelaku masih bisa menerima pesan singkat SMS.

"Menara tinggi di pohon-pohon sekitar 10-20 meter, dibikin kayak tangga," katanya.

Baca juga: Polres Batu tangkap penjual kayu hasil pembalakan liar
Baca juga: Polres Aceh Barat tangkap seorang pria terduga pelaku pembalakan liar
Baca juga: KLHK amankan ribuan kubik kayu ilegal senilai Rp6 miliar


Menurut dia, kejahatan lingkungan tersebut dilakukan oleh pelaku yang sudah terbiasa dan terorganisir. Mereka mengolah kayu dalam bentuk papan dan broti di dalam hutan. Kemudian menggunakan sepeda kargo, berupa sepeda motor yang dimodifikasi untuk mengangkut kayu olahan.

Sepeda kargo tersebut berjalan di rel yang dibuat pelaku menuju kanal. Dari kanal tersebut kayu olahan dibentuk rakit dan didorong dengan sampan.

Tim BBKSDA Riau memusnahkan 10 gubuk dan 10 sepeda kargo dengan cara membakarnya. Sedangkan, sekitar 10 meter kubik kayu alam bermacam-macam jenis dihancurkan dengan cara dicincang dengan gergaji mesin. 

Baca juga: SPORC gelar 441 operasi atasi pembalakan liar, kata KLHK di HUT ke-14
Baca juga: KPHP Bintan-Tanjungpinang amankan puluhan ton kayu pembalakan liar


 

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020